Bisnis.com, JAKARTA — China hingga Timur Tengah diramal berpeluang menjadi pasar utama ekspor industri makanan dan minuman (mamin) Indonesia, seiring dengan lokasi kedua negara yang relatif dekat dengan RI.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal memacu ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa naik kelas ke kancah internasional, termasuk produk mamin.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa Asean bisa menjadi salah satu negara yang dapat menjadi target utama ekspor produk mamin Indonesia, lantaran lokasinya yang dekat secara geografis dengan Tanah Air.
“Dan adanya perjanjian perdagangan bebas Asean membuat akses pasar lebih mudah dan mengurangi tarif perdagangan, sehingga mendukung ekspor produk makanan dan minuman,” kata Josua kepada Bisnis, dikutip pada Jumat (8/11/2024).
Selain kawasan Asean, China juga disebut bisa menjadi target utama ekspor produk mamin. Menurut Josua, dengan populasi besar dan meningkatnya minat terhadap produk-produk berkualitas dari Indonesia, China menjadi salah satu pasar ekspor utama.
“Perkembangan kelas menengah di China yang semakin banyak memperhatikan kualitas dan keragaman produk makanan mendorong peluang besar untuk produk-produk makanan olahan dari Indonesia,” tuturnya.
Baca Juga
Josua menambahkan bahwa Jepang dan Korea Selatan juga memiliki standar kualitas tinggi. Terlebih, kedua negara ini juga tertarik dengan produk-produk khas dari Indonesia, seperti kopi, teh, dan makanan olahan lainnya.
Jepang dan Korea Selatan, lanjut dia, merupakan pasar yang penting bagi Indonesia karena permintaan akan produk yang inovatif dan berkualitas.
Di samping itu, negara di Timur Tengah juga merupakan pasar yang semakin terbuka bagi produk mamin Indonesia, terutama yang bersertifikasi halal. Pasalnya, Josua mengungkap, permintaan akan produk halal terus meningkat di kawasan Timur Tengah, sehingga memberikan peluang yang besar bagi ekspor dari Indonesia.
Berikutnya, Josua juga menyebut Eropa dan Amerika Serikat (AS) bisa menjadi pasar utama ekspor mamin.
Menurutnya, meski memiliki regulasi ketat terkait standar kesehatan dan keamanan pangan, pasar Eropa dan AS tetap menjadi target penting bagi produk berkualitas tinggi dari Indonesia, terutama produk yang unik dan memenuhi preferensi konsumen akan makanan organik dan natural.
Adapun, Josua memperkirakan ekspor industri mamin Indonesia hingga akhir tahun ini dan 2025 akan tetap tumbuh solid, meski tantangan global memberikan tekanan terhadap kinerja ekspor.
Tercatat, pada kuartal III/2024, industri mamin terus menjadi sektor andalan dalam pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), dengan kontribusi mencapai 40,2% terhadap PDB industri pengolahan non-migas. Berkaca dari pertumbuhan ini, kinerja ekspor diproyeksikan meningkat di kuartal-kuartal berikutnya.
Josua pun menyebut penguatan permintaan domestik dan global terhadap produk-produk olahan Indonesia, terutama di sektor mamin memberi dorongan bagi ekspor.