Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan mengandalkan transportasi laut sebagai alternatif mobilisasi dan evakuasi masyarakat yang terjebak di Labuan Bajo akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur.
Wakil Menteri Kementerian Perhubungan Suntana mengatakan pihaknya setiap hari memperbaharui informasi mengenai dinamika letusan Gunung Lewotobi. Pihaknya mengalokasikan kapal-kapal milik Pelni, Pelindo, ASDP hingga swasta untuk mobilitas masyarakat.
"Kalau ternyata abu itu mencapai Bima, kita dari Labuan Bajo akan arahkan ke Kupang atau lainnya. Dari sana baru melaksanakan penerbangan," kata Suntana, Kamis (14/11/2024).
Suntana mengatakan sampai dengan saat ini, setidaknya 5.000 masyarakat telah memanfaatkan angkutan laut sebagai evakuasi dan mobilisasi ke wilayah-wilayah lainnya.
Setiap hari, Kemenhub menyiagakan setidaknya 10 sampai 15 kapal dari pihak swasta maupun BUMN di luar kapal milik Pelni yang reguler melayani rute tersebut.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo menjelaskan agar masyarakat tetap tenang dan mengutamakan keselamatan dalam mengakses transportasi dari dan menuju Labuan Bajo, baik itu melalui jalur udara, darat, maupun laut. Akses laut dan darat dapat digunakan sebagai alternatif menunggu dibukanya kembali jalur udara.
Baca Juga
"Masyarakat dapat memanfaatkan kapal perbantuan terlebih dahulu menuju NTB dan Bali. Setelah itu, mengambil penerbangan melalui dua lokasi tersebut," jelas Budi dalam keterangan resmi, Rabu (13/11/2024).
Adapun, sebanyak 1.668 orang penumpang menggunakan kapal perbantuan untuk mobilitas keluar dari Labuan Bajo. Alternatif mobilitas jalur laut ini dilakukan pasca ditutupnya sejumlah bandara akibat dari erupsi Gunung Berapi Lewotobi Laki Laki, Flores, Nusa Tenggara Timur.