Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping sepakat tidak akan menyerahkan kendali atas senjata nuklir kepada program kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
“Kedua pemimpin menegaskan perlunya mempertahankan kontrol manusia atas keputusan untuk menggunakan senjata nuklir,” kata demikian pernyataan Gedung Putih seperti dikutip Reuters, Senin (18/11/2024).
Kedua pemimpin juga menekankan perlunya mempertimbangkan dengan cermat potensi risiko dan mengembangkan teknologi AI di bidang militer dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab.
Penasihat Keamanan Nasional Gerung Putih Jake Sullivan mengatakan pernyataan kedua pemimpin tersebut merupakan tonggak penting yang menjadi persimpangan antara kecerdasan buatan dan doktrin nuklir.
“Ini merupakan cerminan bagaimana, bahkan dengan persaingan antara AS dan China, kita dapat bekerja secara bertanggung jawab untuk mengelola risiko di bidang-bidang penting,” demikian ungkap Sullivan seperti dikutip Bloomberg, Senin (18/11/2024).
Dia mengatakan perjanjian ini tidak lahir dari kekhawatiran bahwa salah satu negara akan segera menyerahkan kendali senjata nuklir kepada AI, tetapi lebih kepada pengakuan bahwa kedua kekuatan nuklir itu adalah pemimpin dalam teknologi yang sedang berkembang.
Baca Juga
“Tempat yang baik untuk memulai adalah dengan proposisi langsung bahwa harus ada kontrol manusia atas keputusan untuk menggunakan senjata nuklir,” katanya.
Kesepakatan ini terjadi dalam pertemuan yang diharapkan menjadi pertemuan terakhir antara kedua pemimpin di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru.
Kesepakatan ini muncul meskipun Gedung Putih mengakui adanya perbedaan yang terus berlanjut mengenai kontrol ekspor yang telah diterapkan AS terhadap semikonduktor kelas atas yang sangat penting untuk berbagai penggunaan, termasuk pengembangan AI.