Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terancam Tarif, China Buka Peluang Dialog Kerja Sama dengan AS

China bersedia melakukan dialog aktif dengan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru, 16 November 2024./Reuters-Leah Millis
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru, 16 November 2024./Reuters-Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - China bersedia melakukan dialog aktif dengan Amerika Serikat (AS) dalam pengembangan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral. 

Pernyataan China ini diungkapkan di tengah potensi perang tarif saat Presiden terpilih Donald Trump mulai menjabat pada Januari 2025 mendatang 

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Perdagangan sekaligus Perwakilan Perdagangan Internasional China, Wang Shouwen, menanggapi pertanyaan tentang dampak tarif potensial dari Presiden terpilih AS Donald Trump.

"Kami percaya bahwa China dan AS dapat mempertahankan tren pembangunan yang stabil, sehat, dan berkelanjutan dalam hubungan ekonomi dan perdagangan," kata Wang pada konferensi pers di Beijing dikutip dari Reuters pada Jumat (22/11/2024).

Wang menambahkan, China juga bersedia memperluas bidang kerja sama dan mengelola perbedaan dengan AS. 

Dengan ancaman Trump untuk mengenakan tarif lebih dari 60% pada semua barang China, yang telah mengguncang produsen Negeri Tirai Bambu dan mempercepat relokasi pabrik ke Asia Tenggara dan kawasan lain, eksportir China bersiap menghadapi gangguan perdagangan apa pun.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters meyakini Amerika Serikat dapat mengenakan tarif hampir 40% pada impor dari China awal tahun depan, yang berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut hingga 1 poin persentase.

Pemerintah China pada hari Kamis mengumumkan serangkaian langkah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan luar negeri, termasuk berjanji untuk memperkuat dukungan pembiayaan kepada perusahaan dan memperluas ekspor produk pertanian.

Gejolak perdagangan pada masa jabatan pertama Trump juga akan berdampak pada nilai mata uang yuan China. Yuan menguat 10% selama 18 bulan pertama sebelum merosot sekitar 12% akibat penerapan tarif dan pandemi.

"Penilaian dasar kami adalah bahwa nilai tukar yuan pada dasarnya akan tetap stabil pada tingkat yang wajar dan seimbang," kata Liu Ye, seorang pejabat dari bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) pada konferensi pers yang sama.

Bank sentral akan mempertahankan fleksibilitas yuan sambil memperkuat arahan mengenai ekspektasi untuk mencegah pasar membentuk ekspektasi pandangan sepihak. 

Dia menambahkan, bank sentral juga akan dengan tegas menjaga risiko melampaui batas nilai tukar dan menjaga yuan tetap stabil pada tingkat yang wajar dan seimbang. 

Perusahaan-perusahaan China menyimpan lebih banyak dolar, menetapkan harga kontrak dalam yuan dan membuka jalur impor untuk mengurangi risiko mata uang, Reuters melaporkan pada hari Jumat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper