Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyebutkan terdapat 4 aspek penting untuk mendorong transformasi dan inovasi logistik yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8%.
Ketua Forum Transportasi Logistik MTI Donny Andy mengatakan pendekatan multimoda memiliki urgensi utama dalam menciptakan sistem transportasi logistik yang andal dan efisien.
"Jadi pendekatan multimoda dalam menciptakan sistem transportasi logistik yang andal itu mengacu pada penggunaan berbagai moda transportasi darat, laut, udara, kereta api yang terintegrasi untuk mengoptimalkan proses distribusi barang," kata Donny dalam Bisnis Indonesia Logistic Awards (BILA) 2024, Kamis (28/11/2024).
Dalam hal ini, dia menyoroti upaya untuk integrasi sistem dan teknologi informasi yang perlu ditingkatkan melalui Internet of Things (IoT) untuk pemantauan real-time kondisi barang, kendaraan dan rute, serta sistem manajemen transportasi (TMS) untuk pengelolaan rute, pengiriman dan pelacakan.
Menurut dia, saat ini teknologi digital di sektor logistik makin canggih, kendati pemerintah belum melakukan mandatori bagi pelaku usaha untuk menggunakan teknologi tersebut.
"Jadi masih beberapa unit, beberapa titik saja, beberapa pengusaha yang melakukan, sehingga hal safety maupun hal ketepatan waktu itu masih menjadi sebuah kendala yang tinggi karena tidak diterapkannya penanganan untuk integrasi sistem teknologi informasi," tuturnya.
Baca Juga
Masih dalam konteks multimoda, menurut dia, yang tak kalah penting untuk diperkuat yakni sistem konektivitas antarmoda, pengelolaan muatan yang efisien, penggunaan moda ramah lingkungan dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Dia menyontohkan, dwelling time (DT) atau waktu bongkar muat di pelabuhan PT Pelindo (Persero) yang dinilai telah efisien namun setelah keluar dari pelabuhan justru bermasalah di perjalanan.
"Nah ini ada beberapa hal yang harus kita kolaborasikan termasuk perhatian dari Menteri Perhubungan dalam hal ini itu semuanya menyatukan menjadi sebuah kekuatan dan kesatuan yang saling mendukung karena kalau tidak bersatu kita tidak mungkin tercapai 8%," ujarnya.
Di sisi lain, inovasi teknologi yang diperlukan yakni meningkatkan efisiensi transportasi logistik nasional yang mencakup berbagai sektor, mulai dari infrastruktur hingga manajemen operasional.
"Sama digitalisasi lagi dari IOT, AI, kemudian sistem manajemen transportasi, kendaraan listrik otonom, yaitu untuk mengurangi emisi," imbuhnya.
Inovasi lainnya yaitu meningkatkan efisiensi itu adalah digitalisasi pelabuhan dan bandara lewat sistem digital seperti smart port dan smart airport, automated guide vehicles and drones, platform e-logistics, dan teknologi 5G.
"Rekomendasi kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem logistik yang berkelanjutan, andal, efisien, modern, dan ramah lingkungan. Pendekatan ini memerlukan kolaborasi yang erat dan ini untuk berdampak jangka panjang, demi mewujudkan transformasi dan inovasi logistik berkelanjutan Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%," pungkasnya.