Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap PT PLN ( Persero) dapat menjalankan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Hal itu Airlangga sampaikan dalam acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). Airlangga mengatakan bahwa Indonesia menggantungkan harapan keberhasilan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) kepada PLN.
Dia ingin PLN bekerja lebih keras, termasuk dalam membangun PLTSa. Kendati, hingga saat ini belum ada yang terealisasi.
PLTSa merupakan pembangkit listrik yang menggunakan sampah sebagai bahan bakarnya. PLTSa pun dinilai menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia dengan mengubahnya menjadi energi terbarukan.
Airlangga menuturkan pemerintah sebenarnya sudah memberikan dukungan kepada PLN untuk membangun PLTSa di Legok Nangka, Bandung Barat, Jawa Barat. Namun, proyek itu pun belum ada kelanjutannya.
"Itu sudah by process, by design semuanya sudah siap. Nah ini yang menjadi tantangan," kata Airlangga.
Baca Juga
Terkait pembangunan PLTSa di Legok Nangka, PLN sejatinya telah menggandeng Konsorsium Sumitomo, Hitachi Zosen, dan Energia Prima Nusantara (EPN) untuk bekerja sama. Kerja sama ini pun ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada Desember 2023 lalu.
Kerja sama ini merupakan bagian dari Perlakuan Kredit Karbon atau Joint Crediting Mechanism (JCM) untuk Proyek Energi atas Sampah Legok Nangka.
Saat itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menerangkan, sebagai bagian dari Asian Zero Emission Community (AZEC), pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat menaruh perhatian dalam pengurangan emisi karbon global, salah satunya lewat skema karbon kredit.
Darmawan berharap hubungan bilateral kedua negara makin produktif dalam rangka menyukseskan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.
”Kita juga berharap melalui kesepakatan ini dapat membuka kerja sama yang lebih masif dalam mendukung transisi energi dan perlindungan lingkungan, sehingga cita-cita kita mencapai NZE di 2060 dapat dicapai lebih dini,” kata Darmawan lewat keterangan resmi, Jumat (22/12/2023).
Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka merupakan sanitary landfill atau tempat pembuangan sampah dan bahan limbah dari 6 Kabupaten yang ada di Jawa Barat, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung Barat. Dalam sehari, TPPAS Legok Nangka ditaksir dapat menampung hingga 2.131 ton sampah.
"Sampah yang jumlahnya besar ini akan kita kelola menjadi bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan teknologi insinerator yang ramah lingkungan, potensi energi listriknya mencapai 30 hingga 50 Megawatt (MW),” kata Darmawan.