Bisnis.com, JAKARTA - Beragam kejadian di industri perdagangan terjadi sepanjang 2024, mulai dari aksi boikot produk yang terafiliasi dengan Israel, hingga aplikasi e-commerce asal China, Temu, yang ingin masuk Indonesia.
Seruan boikot produk Israel berdampak nyata terhadap kinerja bisnis. Di mana, tingkat kunjungan pembeli menjadi berkurang, memukul produktivitas usaha, dan berakhir pengurangan tenaga kerja alias pemutusan hubungan kerja (PHK).
Emiten restoran pengelola jaringan KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), misalnya, mengakui isu boikot Israel berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan.
Pada kuartal III/2024, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) membukukan rugi bersih Rp557,08 miliar. Imbasnya, perusahaan menutup sebanyak 47 gerai KFC hingga September 2024, di antaranya 3 gerai di Sulawesi, 1 gerai di Bali, 39 gerai di Jawa, dan 4 gerai di Sumatera.
Berikut adalah rangkuman Bisnis mengenai beberapa peristiwa penting pada industri perdagangan sepanjang 2024:
1. Aksi Boikot Produk Israel dan Ancaman PHK Massal
Kinerja perusahaan yang terafiliasi dengan Israel rontok imbas seruan aksi produk Israel. Dalam jangka panjang, aksi boikot yang masif berisiko mengancam nasib pekerja di perusahaan yang diduga terafiliasi dengan Israel, seperti KFC, McDonald's, dan Pizza Hut.
Baca Juga
Namun, PT Rekso Nasional Food, pemegang waralaba dan pengembang merek McDonald’s di Indonesia, telah menjelaskan kepada publik bahwa mereka merupakan entitas yang beroperasi secara independen dan tidak terafiliasi dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald’s di negara lain, termasuk McDonald’s Israel.
Menanggapi hal itu, mengacu laman resmi perusahaan yang diunggah Oktober 2023, perusahaan swasta tersebut mengaku sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal.
Adapun, Starbucks dalam laman resminya telah membantah telah memberikan dukungan keuangan kepada pemerintah Israel atau pihak militer Israel.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyebut seruan aksi boikot secara masif hingga gerakan sweeping bakal berdampak nyata terhadap kinerja bisnis, termasuk adanya PHK. “Ujung-ujungnya tidak ada jalan lain, akan ada pengurangan tenaga kerja dan PHK,” kata Roy saat dihubungi, Sabtu (8/6/2024).
2. Roti Aoka dan Roti Okko
Pada kuartal III/2024, masyarakat Indonesia sempat digegerkan dengan dugaan kandungan zat berbahaya pada roti Aoka dan roti Okko.
Berdasarkan hasil uji kandungan zat makanan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dinyatakan bahwa tidak ada kandungan zat natrium dehidroasetat pada produk roti merek Aoka dari PT Indonesia Bakery Family, Bandung.
Sementara itu, roti Okko (PT Abadi Rasa Food, Bandung), ditemukan bahwa produsen tidak menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten.
BPOM juga menyatakan hasil pengujian terhadap sampel roti Okko dari sarana produksi dan peredaran menunjukkan adanya natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat pendaftaran produk dan tidak termasuk bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang BTP.
BPOM pun memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran, memusnahkan, dan melaporkan hasilnya kepada BPOM.