Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fenomena Rohana & Rojali yang Bikin Airlangga hingga Mendag Angkat Bicara

Fenomena Rohana dan Rojali di pusat perbelanjaan memicu diskusi pemerintah. Airlangga menyebut isu ini ditiup-tiupkan.
Pengunjung melihat produk yang ditampilkan saat berlangsungnya acara Festival Ramadan Ekstra Seru 2025 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (15/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat produk yang ditampilkan saat berlangsungnya acara Festival Ramadan Ekstra Seru 2025 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (15/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah ikut angkat bicara terkait fenonema rombongan hanya nanya (rohana) dan rombongan jarang beli (rojali) di pusat perbelanjaan yang dianggap sebagai indikator turunnya daya beli masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, misalnya, menganggap isu tersebut sebagai isu yang ditiup-tiupkan. Mantan Ketua Umum Golkar itu menjelaskan bahwa kinerja konsumsi yang menopang perekonomian pada periode itu terlihat dari kinerja keuangan sektor retail pada tiga perusahaan publik, yang tidak diperinci lebih lanjut.

Satu perusahaan dimaksud bergerak di bidang minimarket, serta dua lainnya memiliki banyak outlet di pusat perbelanjaan atau mal. Airlangga menyebut pertumbuhan kinerja keuangan tiga perusahaan itu yakni 4,99%, 6,85% serta 12,87%.

"Ini menunjukkan bahwa terkait dengan isu rohana dan rojali ini isu yang ditiup-tiup, jadi faktanya berbeda dan tentu ini yang harus kita lihat," ungkapnya pada konferensi pers, Selasa (5/8/2025).

Kemudian, masih terkait dengan konsumsi, Airlangga memaparkan sejumlah data yang dinilai menunjukkan pertumbuhan positif konsumsi masyarakat. Misalnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal II/2025 sebesar 4,97% yoy, Indeks Penjualan Riil (ritel) 233,7, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 117,8 serta ekspansi bantuan sosial (bansos).

Menko Perekonomian sejak 2019 itu mengatakan, pemerintah masih optimistis target pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 akan mencapai 5,2% yoy. Hal itu berkat capaian pertumbuhan kuartal II/2025 yang kembali ke jalur 5%.

"Ekonomi kita masih solid, rencana kita di semester II/2025 menargetkan 5,2% bisa dicapai. Namun, apa yang diumumkan alhamdulillah kita kembali ke jalur 5%," terangnya.

Mendag: Itu Hak Konsumen 

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menanggapi maraknya fenomena rombongan yang hanya sekadar melihat-lihat saja tanpa belanja, seperti rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana) di pusat-pusat perbelanjaan.

Budi mengatakan setiap konsumen memiliki hal untuk membeli barang di platform mana saja, baik itu secara daring (online) maupun langsung di toko (offline). 

“Orang sekarang juga banyak yang katanya fenomena hanya melihat-lihat ya, kadang-kadang kan dia melihat barang kan boleh saja. Kemudian apakah dia membeli lewat online atau offline ya monggo, itu perilaku konsumen dan itu kebebasan konsumen untuk membeli barang. Masalah belanjanya di mana ya silakan,” kata Budi dalam acara Kick Off ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Menurut Budi, justru adanya fenomena Rohana hingga Rojali membentuk perilaku konsumen untuk bebas memilih membelanjakan uangnya di berbagai platform alias omnichannel.

“Jadi kalau toko offline, dia juga bisa menjual secara online. Karena ada konsumen melihat dulu baru beli secara online,” ujarnya.

Selain itu, pembeli yang membeli di marketplace seperti Shopee—Tokopedia Cs juga bisa melihat produk saat penjual mempromosikan barang/produk lewat live shopping. Adapun, metode ini dilakukan untuk meyakinkan pembeli terhadap suatu produk.

“Saya pikir itu hal-hal yang bisa kita lakukan, sehingga transportasi antara offline dan online bisa berjalan dengan baik. Kita harus setara, harus sama,” tuturnya.

Menurut Budi, fenomena sama seperti awal mula kemunculan ritel modern. Kala itu, toko kelontong merasa terdesak dan terpinggirkan dengan kemunculan ritel modern.

“Toko kelontong merasa terpinggirkan, karena menganggap kehadiran ritel modern itu membunuh toko kelontong, waktu itu kan gitu,” ujarnya.

Namun, sambung Budi, pemerintah segera melakukan pola kemitraan antara ritel modern dengan toko kelontong. Kini, Budi menyebut toko kelontong bisa hidup lebih baik dengan adanya pola kemitraan.

Apa Kata OJK?

Adapun Kepala OJK Mahendra Siregar menilai bahwa fenomena rohana dan rojali yang tengah terjadi saat ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi, sehingga konsumen memilih menahan diri untuk melakukan belanja.

“Jadi pada saat terjadi kondisi yang tidak pasti di waktu beberapa bulan terakhir, tentu banyak pihak ambil posisi menimbang-nimbang sebelum ambil keputusan,” jelas Mahendra dalam Konferensi Pers RDK, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, sikap konsumen yang tengah dalam posisi menimbang-nimbang sebelum memutuskan untuk belanja ini merupakan hal yang wajar. Sebab, konsumen tengah menanti kepastian, di tengah situasi ekonomi saat ini.

“Dengan kepastian yang sudah lebih jelas, konsumen pun akan memperoleh kepastian lebih baik terhadap keputusan yang dapat mereka ambil untuk menentukan belanja ke depan,” ujarnya. 

Mahendra mengatakan, saat ini pemerintah akan dan terus melakukan sejumlah program yang dapat menggenjot perekonomian nasional. Hal ini termasuk mempercepat belanja pemerintah. Dia meyakini, beberapa program yang dilakukan pemerintah tersebut dapat berdampak positif terhadap pergerakan perekonomian Indonesia.

“Tentu akan membawa dampak positif kepada pergerakan perekonomian dengan belanja yang lebih besar tadi,” pungkasnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro