Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Ini Sebab Pabrik Serat Asia Pacific Fibers (POLY) di Karawang Tutup

Kemenperin mengungkap alasan dibalik penghentian operasional pabrik kimia dan serat milik PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY) di Karawang, Jawa Barat.
Pabrik milik PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY)./www.asiapacificfibers.com
Pabrik milik PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY)./www.asiapacificfibers.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap penyebab dibalik penghentian operasional pabrik kimia dan serat milik PT Asia Pacific Fibers Tbk. (POLY) di Karawang, Jawa Barat pada November lalu bukan karena permintaan atau pesanan yang anjlok. 

Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Adie Rochmanto Pandiangan Kemenperin mengatakan, pihaknya juga masih berupaya untuk menyelamatkan keberlanjutan usaha POLY yang merupakan salah satu pabrik serat terbesar di Indonesia. 

"Khusus APF bukan persoalan permintaannya yang anjlok atau menurun, saya terus terang APF ini salah satu yang dari dulu kita inginkan ini terselamatkan karena R&D-nya [research & development] sangat kuat dibandingkan teman-teman lain di Indorama, misalnya," ujar Adie, dikutip Selasa (31/12/2024). 

Menurut Adie, penutupan salah satu unit pabrik POLY disebabkan kondisi cashflow atau arus kas yang sulit atau tidak cukup untuk memenuhi operasional keseluruhan pabrik yang dimiliki emiten tersebut. 

Dia juga melihat POLY merupakan perusahaan industri yang memproduksi bahan intermediate atau bahan antara yang banyak dipakai dan diandalkan oleh industri dalam negeri. 

"Artinya pada batas tertentu ketika mereka memerlukan dana segar sementara statusnya masih dalam tidak direstrukturisasi, bahasanya ada 'saat akhirnya', finish-nya, tapi bukan karena permintaan," jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Corporate Secretary POLY Tunaryo mengatakan, perseroan bakal mempertahankan kelangsungan usahanya melalui operasional terbatas divisi benang filamen di Kendal, Jawa Tengah untuk melayani permintaan esensial pelanggan.  

“Penghentian pabrik yang eksis selama 3 dekade ini akan mengakibatkan koreksi pendapatan penjualan tahunan perseroan hingga 52%,” kata Tunaryo lewat keterbukaan informasi, Kamis (31/10/2024).  

Tunaryo mengatakan, keputusan ini diambil setelah tren penurunan operasi hingga akhir September 2024 tetap berlanjut dengan utilisasi diperkirakan kurang dari 40%. 

"Proses pembicaraan restrukturisasi utang yang belum berkesudahan sejak 2005 memberikan tekanan signifikan pada modal kerja dan belanja modal perseroan,” ujarnya. 

Hingga 30 September 2024, POLY memiliki total liabilitas sebesar US$1,14 miliar. Jumlah itu termasuk utang terjamin jangka pendek US$932,78 juta dan utang bank jangka pendek US$86,92 juta. POLY mengalami defisiensi modal dengan ekuitas tercatat minus US$968,51 juta.  

Pada periode yang sama, pendapatan POLY tercatat turun dari US$228,45 juta menjadi US$168,24 juta. Perseroan mencatat rugi periode berjalan sebesar US$13,34 juta per kuartal III/2024. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper