Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Pesawat Boeing Kecelakaan, Erick Thohir: Kita Tidak Lihat Merek

Menteri BUMN Erick Thohir merespons terkait banyaknya kecelakaan pesawat yang melibatkan pesawat produksi AS, Boeing
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan bahwa pihaknya tidak memiliki persepsi negatif terhadap produsen pesawat tertentu dalam pengadaan pesawat.

Pernyataan ET tersebut merespons banyaknya kecelakaan pesawat yang melibatkan pesawat produksi AS, Boeing. Menurut Erick setiap jenis pesawat tentu memiliki spesifikasi penggunaan masing-masing. 

“Kita tidak prejudice antara merek satu dan merek yang lain, tapi kita tentu bicarakan efisiensi penggunaan jenis pesawat,” kata Erick di Kementerian BUMN, Kamis (2/1/2024). 

Erick Thohir menjelaskan penyempitan jenis pesawat dilakukan agar perawatan dapat dilakukan dengan lebih efisien. Khusus untuk PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA), ET menyebut telah melakukan efisiensi jenis pesawat saat restrukturisasi. 

“Kalau di sebuah maskapai terlalu banyak merek pesawatnya maintenance-nya lebih tidak efisien. Nah, ini yang memang saya rasa kita coba perbaiki, tetapi tentu efisiensi di masing-masing maskapai untuk maintenance dan services-nya,” kata dia. 

Senada, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan, pihaknya tidak dapat memilih produsen pesawat tertentu. Terlebih industri penerbangan sedang kekurangan banyak pesawat. 

“Betapa sulitnya kita mencari pesawat yang available, baik baru maupun bekas, tentunya ini bukan menjadi pilihan. Kita belum bisa memilih [merek pesawat],” kata dia. 

Di sisi lain, Wamildan menyebut, GIAA berencana menambah setidaknya 20 pesawat anyar sepanjang 2025. Pada Januari 2025, GIAA akan kedatangan dua pesawat Boeing dan satu pesawat akan beroperasi pada Februari 2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper