Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) memastikan pabrik Hot Strip Mill 1 yang berhenti beroperasi selama 1,5 tahun terakhir atau sejak 2023 siap memasok kembali kebutuhan hot rolled coil atau baja canai panas dalam negeri mulai Januari 2025.
Direktur Utama KRAS Muhammad Akbar mengatakan, proses perbaikan pabrik yang mengalami kebakaran pada Mei 2023 tersebut telah selesai dan beroperasi kembali sejak 30 Desember 2024. Saat ini, pihaknya terus melakukan penyesuaian teknis untuk produksi normal kembali.
"Desember kemarin selesai, kita bisa mengeluarkan first coil. Januari ini terus dilakukan penyesuaian, secara technically mudah-mudahan tidak dalam waktu terlalu lama, berproduksi normal mengejar produksi baja kami," kata Akbar saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Rabu (8/1/2025).
Akbar menerangkan bahwa insiden kebakaran pabrik menekan produksi yang semestinya mampu berproduksi 160.000 ton per bulan atau 1,6 juta ton per tahun. Dia menyebut, butuh waktu 1,5 tahun untuk memperbaiki pabrik tersebut.
Kebakaran tersebut membuat kinerja penjualan KRAS tertekan. Adapun, realisasi penjualan hingga kuartal III/2024, sebesar US$657,7 juta dengan volume penjualan sebanyak 535.200 ton atau mencapai 66,3% dari pendapatan.
"Kalau saya punya tipikal leadership, target is just number, spirit dan dedikasi dengan visi misi clear itu jauh lebih peting. Top down harus sampai, tetap punya kinerja 2024 itu pencapaiannya di bawah 70%," jelasnya.
Baca Juga
Seiring beroperasinya kembali pabrik Hot Strip Mill 1, KRAS juga telah menandatangani long term supply agreement (LTSA) sebesar 1.256.000 ton, dengan perincian HRC sebesar 786.000 ton dan cold rolled coil (CRC) sebesar 470.000 ton.
Akbar menuturkan, penandatangan kesepakatan tersebut membuktikan bahwa ada kepercayaan pasar terhadap KRAS meski pasokan dari Perseroan sempat kosong selama 1,5 tahun.
"Ada LTSA dari klaster, mulai dari distributor, pabrikan stokist itu kurang lebih 1,2 juta ton untuk 2025. Itu adalah komitmen bahwa market sangat menanti kehadiran produk baja Krakatau Steel kembali," kata Akbar.