Bisnis.com, JAKARTA — Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) memperkirakan harga cabai masih akan melambung tinggi hingga Februari 2025, imbas pasokan cabai yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan PIKJ.
Staf Usaha dan Pengembangan Pasar Induk Kramat Jati Suminto mengatakan bahwa per hari ini, Kamis (9/1/2025), PIKJ mengalami kekurangan pasokan hingga 55% dari kebutuhan normal pasar induk. Alhasil, harga cabai akan terus merangkak naik.
Dia menjelaskan kekurangan pasokan cabai di Pasar Induk Kramat Jati terjadi akibat cuaca ekstrem yang melanda hampir di semua wilayah sentra produksi cabai.
“Yang menurut informasi pedagang ini kira-kira sampai sebulan ke depan harga [cabai] masih tetap tinggi. Namun, tingginya [harga cabai] seberapa itu nanti akan tergantung dari situasi dan kondisi,” kata Suminto dalam Rapat Koordinasi SPHP Cabai secara virtual, Kamis (9/1/2025).
Dalam hal pasokan, Suminto mengaku bahwa pemasaran cabai dari Takengon, Aceh tidak masuk tepat waktu di Pasar Induk Kramat Jati. Alhasil, cabai dari wilayah ini restan.
Pada kesempatan yang sama, salah satu pedagang cabai Guyub Rukun Pedagang Cabai PIKJ Guntur juga mengakui bahwa pasokan cabai berkurang dan mengalami restan di PIKJ.
Baca Juga
“Kalau pedagang kaki lima atau pasar turunan di DKI sepi, itu juga terdampak terhadap Pasar induk Kramat jati. Kalau pasar turunan sepi, otomatis yang belanja ke PIKJ juga turun,” ungkapnya.
Per hari ini, Kamis (9/1/2025), Guntur menyampaikan bahwa cabai rawit merah masih dipasok dari sentra produksi Jawa Tengah, Temanggung, dan Sleman.
Sementara itu, untuk cabai merah keriting berasal dari Termanggung, Sleman, dan Pacitan. Sedangkan pasokan cabai rawit merah berasal dari Takengong dan Bulukumba.
Berdasarkan laporan, harga cabai rawit merah ori di Pasar Induk Kramat Jati dibanderol Rp80.000–Rp83.000 per kilogram. Kemudian, untuk cabai rawit merah burga dipatok sekitar Rp75.000 per kilogram.
Guntur menyampaikan harga cabai merah keriting dibanderol Rp45.000–Rp53.000 per kilogram. Lalu, cabai rawit merah seharga Rp80.000–Rp87.000 per kilogram. Serta, cabai merah besar untuk kelas super di Pasar Induk Kramat Jari dipatok Rp35.000–Rp38.000 per kilogram.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo menjelaskan bahwa cuaca ekstrem menjadi penyebab utama harga cabai di tingkat konsumen melambung tajam.
Tunov mengaku bahwa pada akhir tahun lalu, petani cabai sudah memberikan lampu kuning terhadap komoditas cabai pada kuartal I/2025. Salah satunya disebabkan oleh cuaca ekstrem yang membuat tanaman cabai tergenang air.
“Penyebab kenaikan harga ini, yang pasti karena banjir atau tergenang air tanaman kami. Kalau pohon cabai tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, itu tidak akan pernah ada yang kuat pohon cabai kalau tergenang air terus-menerus,” jelas Tunov dalam Rapat Koordinasi SPHP Cabai secara virtual, Kamis (9/1/2025).
Mirisnya, Tunov menyatakan bahwa cuaca ekstrem ini terjadi hampir di semua sentra, terutama di Jawa Tengah dengan tingkat kegagalan hampir mencapai 75%, imbas tergenang air hujan.
“Ini hal sepele, tetapi sangat berpengaruh, hujan dari pagi di wilayah sentra. Rumus cabai, cabai kalau hari ini petik maka pasar akan ada barang, hari ini libur petik, hari ini juga stok pasar akan turun. Beda dengan komoditas lain,” tandasnya.