Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba akan membawa sejumlah topik kerja sama dalam pertemuan bilateral perdananya dengan Presiden Prabowo Subianto di Indonesia hari ini, Sabtu (11/1/2025).
Sekretaris Pers Kementerian Luar Negeri Jepang Toshihiro Kitamura mengatakan PM Ishiba akan membawa dua isu besar dalam kunjungan bilateral perdananya ke Indonesia hari ini, yakni pertahanan dan ekonomi.
“Kami membutuhkan Indonesia sebagai partner regional yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan stabilitas wilayah ini. Untuk itu, kami ingin membawa dua agenda. Masalah keamanan dan kerja sama ekonomi,” ujar Kitamura dalam pertemuan dengan awak media, Jumat (10/1/2025).
Kitamura menjelaskan, kedua pemimpin akan membicarakan framework konsultasi kerja sama pertahanan untuk memperkuat keamanan dan stabilitas Kawasan. Adapun pembicaraan ini akan berfokus pada kerja sama teknis dan pengadaan peralatan keamanan seperti kapal patrol.
Dia mengatakan Jepang akan meningkatkan dukungan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pertahanan. Salah satunya dengan penambahan undangan untuk bagi personel Indonesia untuk menjalani pelatihan keamanan.
“Jadi, kami ingin menerima lebih banyak pelajar Indonesia di bidang keamanan. Kami ingin menerima pelajar Indonesia ke National Defence Academy,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun agenda pembicaraan kerja sama ekonomi utamanya akan berfokus pada pengembangan sektor energi terbarukan, termasuk dekarbonisasi, mitigasi bencana, hingga makan bergizi gratis (MBG).
Kitamura mengatakan hal ini termasuk meningkatkan bantuan dan Japan Bank for International Cooperation (JBIC). Jepang juga akan membahas kerja sama sumber daya mineral kritis dari Indonesia serta Pembangunan infrastruktur melalui Official Development Assistance (ODA).
Dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Kitamura mengatakan Jepang akan menawarkan dukungan dalam pengembangan program MBG. Hal ini karena Jepang memiliki program serupa bernama Kyushoku yang telah berlangsung bertahun-tahun.
“Kami akan memberikan pelatihan kepada para ahli dari Indonesia atau membawa ahli dari Jepang untuk membantu menyempurnakan program (MBG) ini,” katanya.
Selain itu, Kitamura mengatakan PM Jepang diperkirakan akan mengumumkan kerja sama untuk memperdalam kerja sama dalam bidang pencegahan bencana.
Dia menjelaskan, program pencegahan bencana merupakan salah satu prioritas dalam program PM Ishiba. Pada Oktober 2024 lalu, Ishiba bahkan mengumumkan rencana pembentukan kementerian baru dalam pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
“Saya pikir Indonesia adalah negara vulkanik dan ada risiko bencana yang disebabkan oleh gunung berapi, dan kami siap memberikan bantuan untuk mengatasi masalah bencana gunung berapi,” pungkasnya.
Sebelumnya, PM Ishiba beserta Ibu Yoshiko Ishiba tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Jumat (10/1/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.
Kedatangan PM Ishiba ke Indonesia dalam rangka kunjungan resmi yang akan berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 10—11 Januari 2025.
PM Ishiba dan istri disambut langsung oleh Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Masaki Yasushi, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, Pj. Gubernur Banten Ucok Abdulrauf Damenta, dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi.
Tampak pula pasukan jajar kehormatan, korps musik (korsik), tarian tradisional Walijamaliha dari Provinsi Banten, dan dentuman meriam yang turut menyambut dan mengiringi PM Ishiba menuju kendaraan.
Dari Bandara, PM Ishiba beserta delegasi kemudian melanjutkan perjalanan menuju hotel tempatnya bermalam selama di Jakarta.
Hari ini, PM Ishiba diagendakan untuk melakukan kunjungan ke Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, untuk meletakan karangan bunga dan memberikan penghormatan kepada para pahlawan nasional.
Selanjutnya, PM Ishiba akan berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor dalam rangka kunjungan resmi sekaligus menghadiri upacara kenegaraan dan melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto guna membahas sejumlah kerja sama antara kedua negara.