Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai Rawit Naik Gila-gilaan, Bapanas Siapkan Langkah Ini

Bapanas menyiapkan strategi untuk mengendalikan harga cabai rawit merah jika harganya terus melambung tajam. Apa strateginya?
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan pemerintah daerah (pemda) akan memberikan bantuan subsidi transportasi untuk mengendalikan harga cabai rawit merah jika harganya terus melambung tajam.

Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono mengatakan bahwa harga cabai rawit merah terus mengalami kenaikan sejak awal Januari 2025.

Menurut catatan Bapanas, sebanyak 326 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga di atas harga acuan penjualan (HAP) pada minggu ke-11 Januari 2025, atau pada 5–11 Januari 2025.

Pada minggu ke-11 Januari 2025, Maino mengatakan harga cabai rawit merah tertinggi terjadi di Maluku, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Harga cabai rawit merah tembus Rp160.000 per kilogram atau 180,7% di atas HAP.

“Apabila memang harganya [cabai rawit merah] terus melambung, terus naik, tentu beberapa langkah-langkah yang kita ambil, baik itu melalui pemberian subsidi transportasi atau fasilitasi distribusi pangan,” kata Maino dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (13/1/2025).

Di samping itu, kementerian/lembaga bersama dengan Petani Champion Cabai Indonesia dan Pemerintah Daerah (Pemda) juga akan melakukan penjualan cabai melalui gerakan pangan murah (GPM).

“Namun ini perlu hati-hati, karena memang hari ini situasinya kalau kita mobilisasi cabai dari wilayah sentra atau wilayah produksi, ke Jabodetabek khususnya, jangan sampai mengganggu wilayah-wilayah yang lainnya,” tuturnya.

Maino mengungkap salah satu kenaikan harga cabai rawit merah yang terjadi di hampir seluruh wilayah dipicu cuaca ekstrem, di antaranya curah hujan yang tinggi, kebanjiran, dan angin puting beliung.

Selain itu, ungkap dia, mahalnya harga cabai rawit merah juga disebabkan oleh serangan hama Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Alhasil, produksi atau pasokan cabai rawit merah mengalkami penurunan.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo sebelumnya menyampaikan bahwa cuaca ekstrem menjadi penyebab utama harga cabai di tingkat konsumen melambung tajam.

Tunov mengaku bahwa pada akhir tahun lalu, petani cabai sudah memberikan lampu kuning terhadap komoditas cabai pada kuartal I/2025. Salah satunya disebabkan oleh cuaca ekstrem yang membuat tanaman cabai tergenang air.

“Penyebab kenaikan harga ini, yang pasti karena banjir atau tergenang air tanaman kami. Kalau pohon cabai tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, itu tidak akan pernah ada yang kuat pohon cabai kalau tergenang air terus-menerus,” jelas Tunov dalam Rapat Koordinasi SPHP Cabai secara virtual, Kamis (9/1/2025).

Tunov menyatakan bahwa cuaca ekstrem ini terjadi hampir di semua sentra, terutama di Jawa Tengah dengan tingkat kegagalan hampir mencapai 75%, imbas tergenang air hujan.

“Ini hal sepele, tetapi sangat berpengaruh, hujan dari pagi di wilayah sentra. Rumus cabai, cabai kalau hari ini petik maka pasar akan ada barang, hari ini libur petik, hari ini juga stok pasar akan turun. Beda dengan komoditas lain,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper