Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Semringah BI Rate Turun, Pede Dongkrak Daya Beli

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini suku bunga alias BI Rate yang turun ke 5,75% akan mendongkrak daya beli, yang bisa menopang perekonomian.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Jakarta, Selasa (10/12/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Airlangga menjelaskan penurunan BI Rate bisa berdampak ke penurunan suku pinjaman konsumsi seperti KPR hingga kredit kendaraan sehingga dapat mendorong konsumsi masyarakat.

"Ya tentu semua yang bisa menurunkan biaya tinggi itu akan meningkatkan daya beli," ujar Airlangga usai acara BNI Investor Daily Roundtable di Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar itu menjelaskan konsumsi rumah tangga memang menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi rumah tangga, sambungnya, berkontribusi sekitar 54% terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB).

Oleh sebab itu, pemerintah ingin terus menjaga daya beli masyarakat. Caranya, tambah Airlangga, dengan memberikan sejumlah insentif fiskal.

Selama Januari—Februari 2025, pemerintah memberi bantuan pangan/beras tiap keluarga 10 kg untuk 16 juta kader pembangunan manusia (KPM) dan diskon Listrik 50% untuk pelanggan dengan daya sampai 2.200 VA.

Kemudian, sambungnya, PPh Final UMKM 0,5% diperpanjang hingga akhir 2025, subsidi bunga 5% revitalisasi mesin untuk produktivitas di sektor padat karya, diskon PPN 100% sampai dengan Rp2 miliar untuk pembelian rumah dengan harga maksimal Rp5 miliar, hingga PPh Pasal 21 karyawan industri padat karya yang bergaji sampai dengan Rp10 juta ditanggung pemerintah.

"Pemerintahan mengeluarkan berbagai insentif, itu supaya sektor konsumsi masih bisa tetap bergerak, kemudian sektor industri juga bisa berjalan," jelasnya.

Dia pun meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal I/2025 akan didorong oleh konsumsi rumah tangga. Apalagi, momen Ramadan yang kerap mendorong daya beli masyarakat berada di kuartal I/2025.

BI Rate Turun ke 5,75%

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan pihaknya memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,75%, usai ditahan 6% sejak Oktober 2024, berdasarkan pertimbangan kondisi dinamika global maupun dalam negeri.

Setidaknya terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan, yakni rupiah yang stabil, survei sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan pelemahan konsumsi, serta sudah lebih jelasnya arah kebijakan AS dan The Fed

"Oleh karena itu, ini adalah waktu untuk menurunkan suku bunga supaya bisa menciptakan mendorong ekonomi untuk menciptakan pertumbuhan," tuturnya dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025).

Lebih lanjut, Perry memaparkan pertimbangan pertama yakni kondisi rupiah yang saat ini tertahan di level Rp16.200-an per dolar AS dianggap cukup stabil. Selain itu, inflasi terpantau rendah di batas bawah target 2,5±1%. Selain itu, konsumsi masyarakat yang melemah juga menjadi perhatian Bank Indonesia.

"[Bank Indonesia] menurunkan BI Rate supaya mendorong pertumbuhan [ekonomi], dari sisi permintaan [demand]," ujar Perry.

Pertimbangan kedua, penurunan suku bunga sekarang memang masih di tengah ketidakpastian kebijakan AS dan The Fed terhadap Fed Fund Rate, tetapi sudah lebih jelas.

Bahkan BI telah melakukan sejumlah perhitungan akan arah kebijakan pemerintah AS seperti dampak kenaikan yield akibat defisit fiskal APBN AS sebesar 7,7%. Termasuk arah pemangkasan Fed Fund Rate pada 2025.

"Sekarang kami sudah mulai paham, kemunginkan Fed Fund Rate hanya sekali 25 bps, itu sudah kami hitung. Dua dampak ini juga kami sudah bisa memperkirakan arah pergerakan dollar index-nya," jelasnya.

Ke depan, bank sentral masih akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI Rate yang akan mempertimbangkan dinamika yang terjadi di global dan nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper