Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putar Otak Imbas Boikot, Starbucks Bakal PHK Karyawan

Perusahaan menangguhkan proyeksi untuk tahun fiskal 2025 pada Oktober dan menguraikan rencana untuk merombak lokasi-lokasi di AS.
Suasana gerai Starbuks yang dikelola PT MAP Boga Adiperkasa Tbk./starbucks.co.id
Suasana gerai Starbuks yang dikelola PT MAP Boga Adiperkasa Tbk./starbucks.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa kedai kopi, Starbucks menyatakan akan mengurangi jumlah pekerjaan alias melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk mengoptimalkan tim pendukungnya.

Melansir dari Reuters, Sabtu (18/1/2025), CEO Starbucks Brian Niccol mengatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya perbaikan kinerja perusahaan.

Niccol menyatakan bahwa informasi lebih lanjut mengenai PHK akan diumumkan paling lambat pada awal Maret mendatang.

Di sisi lain, dia juga menyampaikan bahwa perusahaan telah menetapkan serangkaian langkah untuk memperbaiki kinerja bisnis rantai Starbucks yang mengalami penurunan imbas meningkatnya persaingan dan melemahnya permintaan di Amerika Serikat (AS) dan China.

“Ukuran dan struktur kami bisa memperlambat kami, dengan terlalu banyak lapisan, manajer tim kecil, dan peran yang lebih fokus pada koordinasi pekerjaan,” kata Niccol dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan menangguhkan proyeksi untuk tahun fiskal 2025 pada Oktober dan menguraikan rencana untuk merombak lokasi-lokasi di AS, dengan menambahkan lebih banyak tempat duduk yang nyaman, cangkir keramik, dan bar bumbu kopi, serta memastikan waktu tunggu pelanggan kurang dari empat menit.

Sebelumnya, Starbucks juga telah membuat kebijakan baru, yakni setiap pengunjung yang datang kini wajib melakukan pembelian. Hal ini menjadi pencabutan aturan yang memperbolehkan orang-orang untuk sekadar “menongkrong” dan menggunakan fasilitas Starbucks.

Selain itu, per 27 Januari 2025, Starbucks juga tak memperbolehkan pengunjung “hanya” menumpang ke toilet tanpa membeli.

Aturan ini menjadi langkah dan strategi ”Back to Starbucks“ yang diterapkan CEO Starbucks, Brian Niccol. Rencana oleh Brian Niccol ini dipercaya dapat mengatasi penjualan yang lesu, yang selama ini menjadi masalah bagi perusahaan.

Dalam catatan Bisnis, pengelola Starbucks, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) membukukan rugi bersih hingga kuartal III/2024 sejalan dengan merosotnya penjualan perusahaan.

Sebagai informasi, gerai peritel minuman dan makanan di bawah bendera MAP Boga a.l. Starbucks, Pizza Marzano, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery Ice Cream, Godiva, Genki Sushi, dan Subway. 

MAPB membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp79,13 miliar hingga kuartal III/2024. Padahal, MAPB masih mengantongi laba bersih Rp111,44 miliar hingga kuartal III/2023.

Perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar 21,1% menjadi Rp2,42 triliun hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp3,07 triliun hingga kuartal III/2023. Penjualan MAPB tersebut bersumber dari produk minuman Rp1,33 triliun, merosot 26,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari realisasi Rp1,81 triliun hingga 9 bulan 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper