Bisnis.com, JAKARTA - Donald Trump bergerak cepat pada masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS. Sesaat setelah dilantik, dia menandatangani serangkaian perintah eksekutif untuk mengekang imigrasi, memangkas peraturan lingkungan, dan menarik diri dari perjanjian iklim internasional.
Disambut oleh kerumunan orang pada sebuah pertemuan umum dalam ruangan, Trump duduk di meja saat dirinya menandatangani serangkaian perintah eksekutif dalam berkas. Perintah tersebut merupakan langkah pertama dalam beberapa agenda Trump memperluas wilayah Amerika, mengekang imigrasi, meningkatkan produksi bahan bakar fosil, dan mencabut peraturan lingkungan.
Mengutip Reuters pada Selasa (21/1/2025), Trump mengatakan akan menandatangani lebih banyak perintah seperti itu saat tiba di Gedung Putih.
Sebelumnya pada Senin (20/1/2025) waktu setempat, Trump, 78 tahun, mengambil sumpah jabatan di gedung Capitol AS. Tak lama setelah pelantikan, otoritas perbatasan AS menutup program yang memungkinkan ratusan ribu migran memasuki AS secara legal dengan menjadwalkan janji temu melalui telepon pintar. Janji temu yang sudah ada dibatalkan.
Pada Departemen Luar Negeri, lebih dari selusin diplomat senior nonpartisan diminta mengundurkan diri sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk mengganti pegawai negeri sipil nonpartisan dengan para loyalis.
Perintah eksekutif awal Trump salah satunya mencabut kebijakan pemerintahan Biden yang mengatur kecerdasan buatan dan kendaraan listrik. Dia juga memberlakukan pembekuan perekrutan federal dan memerintahkan pegawai pemerintah untuk kembali ke kantor, daripada bekerja dari rumah.
Baca Juga
Trump tidak segera mengambil tindakan segera terhadap ekonomi atau inflasi, dua isu yang membantunya memenangkan pemilihan ulang. Seorang pejabat mengatakan dia tidak akan segera mengenakan tarif baru pada Kanada, China, dan Meksiko seperti yang telah dijanjikannya.
Perkembangan tak terduga ini memicu penurunan tajam dolar AS dan reli di pasar saham global pada hari ketika pasar keuangan AS ditutup.
Adapun, Trump menggambarkan dirinya sebagai penyelamat yang dipilih Tuhan untuk menyelamatkan negara yang sedang goyah.
Pelantikannya merupakan kemenangan gemilang bagi seorang pengganggu politik yang selamat dari dua upaya pembunuhan. Trump juga memenangkan pemilu 2024 meskipun dihukum pidana dan dituntut atas upayanya untuk membalikkan kekalahannya dalam pemilihan 2020.
"Saya diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat lagi," katanya.
Trump adalah presiden pertama dalam lebih dari satu abad yang memenangkan masa jabatan kedua setelah kehilangan Gedung Putih dan penjahat pertama yang menduduki Gedung Putih. Presiden tertua yang pernah dilantik, dia didukung oleh mayoritas Republik di kedua kamar Kongres.
Trump menghadapi tugas berat untuk memenuhi janjinya terkait Zaman Keemasan Amerika dalam menghadapi Kongres yang terpecah belah, tuntutan hukum yang tak terelakkan, dan para pemimpin dunia yang keras kepala.
Dalam pidato pelantikannya, Trump mengatakan dia akan mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan dengan Meksiko, mengirim pasukan ke sana, dan melanjutkan kebijakan yang memaksa migran pencari suaka untuk menunggu di Meksiko untuk sidang pengadilan AS mereka.
Kebijakan tersebut merupakan awal dari program deportasi massal imigran gelap yang telah dijanjikan Trump. Rekan-rekan Trump dari Partai Republik bertepuk tangan, sedangkan Partai Demokrat duduk dengan wajah datar.
Trunp juga mengatakan akan mengeluarkan perintah untuk membatalkan program keberagaman federal dan mengharuskan pemerintah untuk hanya mengakui jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir.
Meski Trump berusaha menggambarkan dirinya sebagai pembawa damai dan pemersatu selama pidatonya yang berdurasi setengah jam, nadanya sering kali sangat partisan. Trump mengulang klaim palsu dari kampanyenya bahwa negara-negara lain mengosongkan penjara mereka ke Amerika dan menyuarakan keluhan yang sudah lazim atas tuntutan pidana yang dijatuhkan kepadanya.
Dengan Biden duduk di dekatnya, Trump mengeluarkan dakwaan pedas terhadap kebijakan pendahulunya mulai dari imigrasi hingga urusan luar negeri.
"Kita memiliki pemerintah yang telah memberikan dana tak terbatas untuk pertahanan perbatasan asing, tetapi menolak untuk mempertahankan perbatasan Amerika, atau yang lebih penting, rakyatnya sendiri," kata Trump.
Banyak bos perusahaan teknologi yang berusaha mendapatkan dukungan dari pemerintahan yang akan datang - termasuk tiga orang terkaya di dunia, CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk, pendiri Amazon Jeff Bezos, dan CEO Meta Mark Zuckerberg. Ketiganya memiliki tempat duduk yang menonjol di panggung, di samping para calon kabinet dan anggota keluarga Trump.
Trump mengatakan bahwa dia akan mengirim astronot ke Mars, yang mendapat respon positif dari Musk.
Trump berjanji untuk mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan mengulangi niatnya untuk mengambil kembali kendali Terusan Panama, salah satu dari beberapa pernyataan kebijakan luar negeri yang telah menyebabkan kekhawatiran di antara sekutu AS.