Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki 2025, industri otomotif Indonesia menunjukkan dinamika positif di tengah berbagai kebijakan stimulus yang diberikan pemerintah.
Salah satu langkah signifikan adalah pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin, dari 6% menjadi 5,75%. Kebijakan ini melengkapi berbagai insentif lain yang telah diluncurkan pemerintah pada akhir 2024, seperti pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan listrik berbasis baterai (EV) dan kendaraan hybrid.
Selain itu, Bank Indonesia masih mempertahankan kebijakan loan to value (LTV) untuk kendaraan bermotor sebesar 0% yang diharapkan dapat mengangkat minat konsumen membeli kendaraan secara cicilan dengan uang muka terjangkau.
Stimulus ini menegaskan peran strategis sektor otomotif dalam perekonomian nasional. Kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan pada akhir 2024 menunjukkan hasil positif.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan piutang pembiayaan otomotif pada 2024 tumbuh 10% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kontribusi sebesar 66% dari total piutang perusahaan pembiayaan. Di sisi lain, kredit kendaraan bermotor di perbankan juga tumbuh sebesar 9,9% hingga Oktober 2024. Hal ini menandakan optimisme pasar otomotif yang didukung oleh insentif pemerintah dan penurunan biaya pinjaman.
Namun, sektor otomotif juga menghadapi tantangan global. Kebijakan pembatasan ekspor chip semikonduktor oleh Amerika Serikat dan penerapan opsen pajak daerah di Indonesia dapat menghambat daya beli konsumen serta kelancaran rantai pasok. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan kolaboratif yang kuat antara pemerintah dan pelaku industri untuk menjaga momentum pertumbuhan ini.
Peluang dan Tantangan di Tengah Stimulus
Pemerintah telah menempatkan kendaraan listrik sebagai prioritas utama dalam roadmap transisi energi. Meskipun populasi kendaraan listrik dan hybrid di Indonesia masih terbatas, kebijakan insentif memberikan peluang besar bagi industri otomotif untuk berkembang.
Namun, penting untuk diingat bahwa kendaraan berbasis internal combustion engine (ICE) masih menjadi tulang punggung industri otomotif nasional dalam jangka pendek hingga menengah. Infrastruktur pendukung EV, seperti stasiun pengisian daya dan komponen baterai, masih dalam tahap pengembangan, sehingga kendaraan ICE tetap memainkan peran yang sangat penting.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada 2024 mencatat jumlah mobil yang terjual dari pabrik ke dealer sebanyak 865.723 unit. Sementara itu, penjualan ritel atau dari dealer ke konsumen sebanyak 889.680 unit. Dari total penjualan tersebut, angka kendaraan listrik berada di kisaran 43.100 unit pada 2024. Dominasi penjualan kendaraan roda empat berbasis BBM masih terlihat jelas dengan merek-merek dari pabrikan Jepang tercatat yang paling tinggi dalam angka penjualan tahun lalu.
Selama ini, penjualan kendaraan bermotor di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran ekosistem di industri jasa keuangan, seperti perbankan, perusahaan pembiayaan (multifinance), hingga asuransi.
Strategi Korporasi Bersama Grup Keuangan
Grup keuangan dengan kolaborasi antara perbankan – terlebih bank yang memiliki jangkauan lokal dan global dengan solusi keuangan yang holistik – multifinance, dan perusahaan asuransi, memungkinkan tersedianya solusi keuangan terintegrasi yang menyasar setiap tingkatan dalam rantai pasok industri otomotif. Hal ini mencakup mulai dari produsen hingga konsumen akhir (financial supply chain), sehingga dapat memainkan peran penting dalam memanfaatkan peluang dari kebijakan pemerintah.
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain, pertama, optimalisasi insentif pemerintah. Perusahaan pembiayaan dapat menawarkan beragam program cicilan ringan untuk EV, hybrid, maupun kendaraan berbasis BBM dengan memanfaatkan kebijakan uang muka 0% untuk menarik konsumen baru. Dealer otomotif juga dapat menyediakan bundling promosi seperti subsidi servis dan garansi kendaraan yang didukung oleh mitra pembiayaan.
Kedua, integrasi digital dalam pembiayaan. Digitalisasi menjadi kunci untuk mempercepat proses pembiayaan otomotif. Grup keuangan dapat memperkuat integrasi digital melalui platform online untuk pengajuan kredit kendaraan, pemanfaatan big data untuk analisis risiko kredit dan personalisasi produk, serta pembangunan ekosistem layanan digital yang mencakup pembiayaan, asuransi, dan layanan purna jual.
Ketiga, penguatan rantai pasok dan teknologi lokal. Grup keuangan dapat menyediakan pembiayaan supply chain untuk produsen lokal, mencakup pembiayaan untuk pengadaan bahan baku hingga distribusi kendaraan ke dealer.
Keempat, kolaborasi untuk edukasi konsumen. Strategi ini penting untuk meningkatkan literasi konsumen terkait manfaat kendaraan ramah lingkungan dan insentif pemerintah. Kampanye edukasi atau partisipasi pada event atau pameran otomotif dapat menjadi langkah efektif.
Selain itu, baik bank maupun perusahaan multifinance yang menjadi bagian dari grup keuangan memiliki peran dalam membesarkan industri otomotif di Indonesia lewat produk-produk pembiayaan yang memungkinkan konsumen akhir yang belum mengumpulkan uang tunai untuk tetap bisa membeli kendaraan secara kredit (affordability).
Membangun Masa Depan Otomotif yang Berkelanjutan
Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah, jika dioptimalkan, dapat menciptakan efek domino positif bagi pertumbuhan industri otomotif. Namun, sinergi antara pelaku industri, pemerintah, dan grup keuangan sangat penting untuk mencapai keberlanjutan.
Dengan memperkuat integrasi digital, mendukung pengembangan rantai pasok lokal, dan mengembangkan produk pembiayaan inovatif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin di pasar kendaraan bermotor, termasuk untuk kendaraan yang ramah lingkungan.
Sebagai pelaku industri, kita harus terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem otomotif yang berkelanjutan. Kami pun berharap agar pemerintah terus menunjukkan dukungannya untuk menjaga atau meningkatkan daya beli masyarakat dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan kondisi usaha yang kondusif.
Dengan langkah ini, pertumbuhan otomotif tidak hanya memberikan nilai lebih kepada konsumen, tetapi juga berdampak pada pembangunan sosial dan lingkungan yang lebih baik. Mari bersama-sama mewujudkan visi ini untuk masa depan otomotif Indonesia.