Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap minat investasi asing untuk membangun 3-4 pabrik Mono Etilen Glikol (MEG) di Kalimantan. Pabrik tersebut akan memproduksi bahan baku tekstil, dalam hal ini benang polyester.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Taufiek Bawazier mengatakan minat investasi tersebut menjadi bukti optimisme penanaman modal di sektor hulu tekstil.
"Ada 3-4 perusahaan sudah berminat untuk investasi terutama di MEG, jadi recycle untuk scrap menjadi benang itu juga tertarik untuk memberikan paling tidak memperkuat dari pendalaman industri di Indonesia," kata Taufiek dalam RDP Komisi VII DPR RI, Kamis (23/1/2025).
Taufiek meyakini hal tersebut dapat menciptakan efek berganda yang besar dan melengkapi pohon industri, khususnya di kimia hulu. Sebagaimana diketahui, MEG merupakan bahan baku polyester yang selama ini kebutuhannya 90% diimpor.
Kendati demikian, dia belum dapat memberikan rincian informasi terkait dengan investasi yang akan bergulir tersebut. Yang jelas, pihaknya saat ini berupaya untuk memulihkan industri tekstil.
"Belum ada datanya, tetapi yang jelas ada MEG di Kalimantan. Untuk benang dari recycling," ujarnya.
Baca Juga
Jika merujuk pada data Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) hanya ada 1 industri dalam negeri yang saat ini memproduksi MEG dan belum mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan domestik.
Di sisi lain, Taufiek juga akan mendorong perbaikan industri hilir sebagai kunci dari pertumbuhan kinerja industri tekstil hulu dalam negeri. Terobosan yang akan diusung yakni dengan mendorong penggunaan pakaian haji, baju militer, hingga baju seragam dengan produk lokal.
"Nanti ada satu opportunity untuk bisa masuk, termasuk IKM. Ya kan jadi kalau misalnya cinta jilbab dalam negeri, misalnya semua perempuannya yang berjilbab beli produk dalam negeri," pungkasnya.