Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Dorong Produksi di AS, Ancam Tarif untuk Negara Lain

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta para pemimpin bisnis global memproduksi produk mereka di AS.
Presiden terpilih AS Donald Trump dan istrinya Melania Trump tiba untuk menghadiri kebaktian di Gereja St. John pada Hari Pelantikan masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden di Washington, AS, 20 Januari 2025. REUTERS/Jeenah Moon
Presiden terpilih AS Donald Trump dan istrinya Melania Trump tiba untuk menghadiri kebaktian di Gereja St. John pada Hari Pelantikan masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden di Washington, AS, 20 Januari 2025. REUTERS/Jeenah Moon

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta para pemimpin bisnis global memproduksi produk mereka di AS untuk menghindari tarif impor dan menikmati tarif pajak yang rendah.

Berbicara melalui konferensi video dari Washington kepada Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, Trump juga memperingatkan tentang tarif baru AS dengan jumlah yang berbeda untuk setiap negara.

"Pesan saya kepada setiap bisnis di dunia sangat sederhana, datanglah dan buat produk Anda di Amerika, dan kami akan memberi Anda salah satu pajak terendah di antara negara mana pun di bumi," ujar Trump, dikutip dari Reuters, Jumat (24/1/2025).

Trump mengingatkan jika investor tidak memproduksi produk di Amerika, maka harus membayar tarif. "Jumlahnya berbeda-beda, tetapi tarif tersebut akan mengarahkan ratusan miliar dolar dan bahkan triliunan dolar ke Departemen Keuangan kita untuk memperkuat ekonomi kita dan membayar utang," tambahnya.

Trump mengusulkan pajak perusahaan sebesar 15% bagi yang memproduksi di AS, meski masih memerlukan persetujuan kongres.

Trump memulai masa jabatan keduanya sebagai presiden pada hari Senin, tanpa langsung memberlakukan tarif yang dijanjikan selama kampanye. Ini termasuk bea masuk 10% untuk impor global dan 60% untuk barang dari China.

Namun, Trump mengatakan Kanada dan Meksiko akan menghadapi bea masuk sebesar 25% pada 1 Februari untuk barang-barang mereka yang dikirim ke AS. Alasannya adalah arus migrasi ilegal dan pengiriman obat-obatan terlarang, termasuk fentanil, yang melintasi perbatasan AS.

Sementara itu, batas waktu 1 Februari juga diperpanjang untuk China, dengan ancaman bea masuk sebesar 10%. Trump mengklaim Kanada dan Meksiko harus menghentikan arus migran dan fentanil, tetapi belum ada negosiasi terkait masalah tersebut.

Kritik terhadap Kanada
Trump secara khusus menyoroti Kanada karena surplus perdagangan tahunan dengan AS, yang secara keliru ia nyatakan sebesar US$200 miliar hingga US$250 miliar.

Menurut data Biro Sensus AS, surplus perdagangan Kanada dengan AS sebenarnya mencapai US$64,3 miliar pada 2023, sebagian besar karena impor minyak mentah dan produk minyak bumi Kanada senilai lebih dari US$130 miliar.

Trump menyebut Kanada sebagai mitra dagang yang sulit selama bertahun-tahun. Ia menambahkan bahwa Kanada dapat menghindari tarif dengan menjadi negara bagian AS ke-51.

"Kami tidak membutuhkan mereka untuk membuat mobil kami, dan mereka membuat banyak mobil. Kami tidak membutuhkan kayu mereka karena kami memiliki hutan sendiri. Kami tidak membutuhkan minyak dan gas mereka. Kami memiliki lebih dari siapa pun," kata Trump.

Tarif baru AS terhadap Kanada dan Meksiko berpotensi menghapus perjanjian perdagangan bebas yang telah mendukung perdagangan bebas bea selama lebih dari tiga dekade di Amerika Utara.

Trump juga ingin memastikan persaingan yang setara dengan China dalam perdagangan. Ia mengecam defisit perdagangan besar AS dengan China, yang secara keliru ia klaim sebesar US$1,1 triliun. Angka itu sebenarnya sesuai dengan defisit perdagangan barang global AS selama 11 bulan pertama tahun 2024.

Berdasarkan data Biro Sensus, defisit perdagangan barang AS dengan China pada 2023 adalah US$279,1 miliar, turun dari puncaknya sebesar US$418,2 miliar pada 2018.

"Kita tidak harus membuatnya fenomenal," kata Trump, merujuk pada perdagangan AS-China. "Kita harus menjadikannya hubungan yang adil. Saat ini, ini bukanlah hubungan yang adil."

Meski menyampaikan ancaman tegas, Trump tidak memberikan petunjuk baru tentang langkah spesifik pemerintahannya untuk memberlakukan tarif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper