Bisnis.com, JAKARTA — Satu jalur rel kereta api KM 32+5/7 antara Stasiun Gubug dan Stasiun Karangjati, Kabupaten Grobogan telah dapat dilalui setelah amblas selama 3 hari akibat banjir Sungai Tuntang.
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan, setelah upaya intensif yang dilakukan selama 3 hari terakhir, satu jalur (jalur hulu) pada Jumat (24/1/2025) pagi, di petak lintas Semarang Tawang – Cepu – Surabaya Pasar Turi kini telah dapat dilalui.
Langkah ini memungkinkan perjalanan kereta api untuk kembali beroperasi tanpa perlu dilakukan rekayasa operasi memutar seperti KA Harina (126A) lintas Bandung-Cikampek-Surabaya Pasar Turi, KA Sembrani Tambahan (7010A) lintas Gambir-Surabaya Pasar Turi, dan KA Parcel lintas Kampung Bandan-Surabaya Pasar Turi.
“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dari tim operasional KAI yang bekerja tanpa henti siang dan malam serta dukungan penuh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB], Balai Besar Wilayah Sungai [BBWS], dan Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Tengah [BTP Jateng],” kata Didiek dalam keterangan resmi, Jumat (24/1/2025).
Sebagai langkah antisipasi jangka panjang, KAI bersama BBWS dan BTP Jateng tengah mematangkan rencana pembangunan tanggul di sisi jalur kereta api untuk mengurangi risiko kerusakan akibat bencana di masa mendatang.
Didiek mengatakan, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan jalur KA terhadap potensi bencana seperti banjir atau longsoran sehingga perjalanan kereta api di masa mendatang akan lebih aman dan lancar.
Baca Juga
Sebelumnya, KAI memberlakukan pola operasi memutar untuk beberapa perjalanan, sementara KA lainnya dibatalkan sejak 21 Januari lalu.
Sebagai langkah awal, tim teknis KAI melakukan perbaikan dan penguatan struktur tubuh jalan rel untuk memastikan stabilitas jalur.
Proses ini mencakup perbaikan tanah dasar, penambahan material konstruksi seperti batu kricak dan sirtu, serta pemasangan perancah besi untuk mencegah pergeseran jalur. Selain itu, trucuk atau tiang pancang dari besi rel juga ditambahkan untuk menahan erosi di sisi rel yang terdampak.