Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah data penting akan dirilis pemerintah pada pekan pertama Februari 2025. Data itu antara lain terdiri dari realisasi pertumbuhan ekonomi 2024, inflasi, dan data luas panen padi.
Berdasarkan jadwal rilis Badan Pusat Statistik (BPS), setidaknya terhadap enam data penting yang akan dirilis.
Pada Senin (3/2/2025), BPS akan merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merekam inflasi maupun deflasi, kemudian perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Januari 2025.
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sepakat untuk memperkuat sinergi dan koordinasi guna mengendalikan inflasi IHK agar tetap dalam kisaran sasaran 2,5%±1% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada 2025.
Sementara inflasi harga bergejolak atau Volatile Food (VF) akan dijaga dalam kisaran 3%–5% sepanjang 2025.
Sebelumnya pemerintah dan Bank Indonesia mengklaim berkat Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP-TPID) antara lain melalui implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah, inflasi IHK 2024 sebesar 1,57% YoY.
Baca Juga
Selain itu, BPS juga akan mengumumkan kepada publik terkait perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah periode Januari 2025.
Pada kesempatan tersebut pula, akan dipublikasikan perkembangan Pariwisata Nasional Desember 2024 dan perkembangan Transportasi Nasional Desember 2024.
Bukan hanya kelima data tersebut, pada Rabu (5/2/2025), BPS akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2024 serta keseluruhan tahun.
Sebelumnya pada kuartal III/2024, pertumbuhan ekonomi tercatat melambat ke level 4,95% YoY.
Selain BPS, BI juga akan melaporkan perkembangan cadangan devisa (cadev) Januari 2025 pada Jumat (7/2/2025).
Sebelumnya, Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa per akhir Desember 2024 mencapai US$155,7 miliar dan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Jumlah tersebut terpantau naik US$5,05 miliar dari November 2024 yang senilai US$150,2 miliar.