Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Tebar Ancaman Soal Pengelolaan Terusan Panama

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio meminta Pemerintah Panama menindak perusahaan yang memiliki koneksi dengan China di jalur ekonomi itu.
Bendera Amerika Serikat berkibar di Seattle, Washington pada Kamis (4/7/2024). / Bloomberg-SeongJoon Cho
Bendera Amerika Serikat berkibar di Seattle, Washington pada Kamis (4/7/2024). / Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio meminta Pemerintah Panama menindak perusahaan-perusahaan yang beroperasi di jalur ekonomi Terusan Panama jika memiliki koneksi bisnis dengan China.

Dia juga mengancam AS akan melindungi hak-haknya berdasarkan Perjanjian Terusan Panama jika negara Amerika Tengah tersebut tidak mengambil tindakan konkret.

“Posisi pengaruh dan kendali Partai Komunis China atas wilayah Terusan Panama saat ini merupakan ancaman terhadap terusan Panama dan merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Mengenai Netralitas Permanen dan Pengoperasian Terusan Panama,” demikian kutipan dokumen Departemen Luar Negeri AS terkait pertemuan Rubio dengan Presiden Panama Jose Raul Mulino dan Menteri Luar Negeri Javier Martinez-Acha dikutip dari Bloomberg, Senin (3/2/2025).

Rubio, mengulangi keluhan yang disampaikan Presiden Donald Trump sejak Desember, menjelaskan status quo tersebut tidak dapat diterima. Dia mengatakan jika tidak ada perubahan segera, Amerika Serikat harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya berdasarkan Perjanjian.

Sementara itu, Mulino, yang berbicara kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, menyebut pertemuan tersebut penuh hormat dan ramah. “Saya tidak merasakan adanya ancaman nyata terhadap perjanjian tersebut atau keabsahannya, apalagi penggunaan kekuatan militer untuk mengambil alih terusan tersebut. Saya tidak merasakannya," katanya.

Namun Mulino menawarkan konsesi bahwa negaranya tidak akan memperbarui partisipasinya dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) China, sehingga menjadikan Panama sebagai negara Amerika Latin pertama yang melakukan hal tersebut. 

Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz menyebut hal tersebut sebagai langkah ke arah yang benar dalam sebuah postingan di X. Seorang pejabat AS mengatakan bahwa meskipun positif, langkah tersebut tidak sepenuhnya menyelesaikan kekhawatiran mengenai terusan tersebut.

Mulino mengatakan para pejabat Panama menyarankan agar “tim teknis” dapat “menjernihkan apa pun yang perlu dibersihkan” mengenai kanal tersebut.

Pengaruh China semakin berkembang di kawasan ini. Pada tahun 2017, pemerintahan Panama sebelumnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan menyatakan bahwa hanya ada satu China. Langkah ini mengikuti yang telah terjadi di beberapa negara Amerika Latin dalam beberapa tahun terakhir.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa mereka akan selalu menghormati kedaulatan Panama atas terusan tersebut, dan mengakuinya sebagai jalur perairan internasional yang netral secara permanen.

Sebuah perusahaan China –anak perusahaan CK Hutchison Holdings Ltd. yang berbasis di Hong Kong– memiliki dua dari lima pelabuhan yang berdekatan dengan terusahan Panama, satu di setiap sisinya. Berdasarkan konstitusi Panama, terusan ini dikelola oleh Otoritas Terusan Panama, dan sebagian biayanya akan masuk ke kas negara.

Terusan Panama mendapat pengawasan ketat sejak Desember 2024, ketika Trump mengeluh bahwa mereka mengenakan tarif selangit pada kapal-kapal AS. Dia menuntut agar biayanya diturunkan atau Panama mengembalikan terusan itu ke AS.

Mulino menegaskan bahwa negaranya tidak akan menyerahkan kendali atas terusan tersebut.

Dalam postingan Truth Social, Trump menyebut biaya tersebut konyol dan situasi saat ini merupakan penipuan total. Dalam pidato pengukuhannya bulan lalu, Trump mengulangi klaimnya bahwa China mengoperasikan Terusan Panama dan mengatakan pemerintahannya akan melakukan hal tersebut. ambil kembali.

AS membangun terusan tersebut pada awal abad ke-20 dan menyerahkannya kembali ke Panama pada tahun 1999 berdasarkan perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Jimmy Carter pada tahun 1977 – sebuah tindakan yang disebut Trump sebagai tindakan bodoh.

Kanal sepanjang 51 mil (82 kilometer) yang menghubungkan samudra Atlantik dan Pasifik merupakan aset strategis utama. Negara ini juga menjadi titik hambatan bagi perdagangan global karena Panama mengalami kekeringan berkepanjangan yang menghambat penyeberangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper