Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS dan Vendor India jadi Biang Kerok Harga Daging Kerbau Melambung

Lonjakan harga daging kerbau terjadi, salah satunya, karena harga yang dipatok oleh distributor India sangat tinggi. Di sisi lain, dolar masih tinggi.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri rakornas Bapanas 2024 di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024) / Ni Luh Anggela
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri rakornas Bapanas 2024 di Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024) / Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) ungkap pemicu melonjaknya harga daging kerbau di Tanah Air. Harga daging kerbau beku di tingkat distributor saat ini berada di kisaran Rp95.000 - Rp120.000 per kilogram (kg), terkatrol oleh distibutor di India dan nilai tukar dolar AS.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan tingginya harga daging kerbau karena vendor di India saat ini mematok harga daging kerbau di kisaran US$3,8 - US$3,9 per kg. Belum lagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang berada di level Rp16.300.

“Dahulu harganya cuma US$3 [per kg], jadi kalau harganya tinggi karena harga belinya tinggi, plus ratenya itu sekarang Rp16,300, mau murah gimana,” kata Arief dalam rapat koordinasi (rakor) Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jelang HBKN 2025, Rabu (12/2/2025).

Berdasarkan data Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI), harga daging kerbau di tingkat distributor untuk beku jenis paha belakang berkisar antara Rp100.000 - Rp120.000 per kg, sedangkan harga paha depan Rp95.000 - Rp110.000 per kg. 

Harga tersebut hampir mendekati daging sapi. Tercatat, harga daging sapi untuk paha belakang dipatok di kisaran Rp119.000 - Rp125.000 per kg dan paha depan antara Rp100.000 - Rp115.000 per kg di tingkat distributor. 

Padahal, tujuan pemerintah memasok daging kerbau ke Indonesia agar harga daging tetap stabil. 

Untuk itu, Arief bersama jajarannya berencana untuk melakukan perhitungan ulang sekaligus mencari vendor baru yang dapat memasok daging kerbau dengan harga yang lebih murah.

“Kita cari vendor baru saja. Jadi Pak Deputi tolong komunikasi, survei aja ke sana [India], 2-3 vendor lagi yang harganya bisa di bawah,” tegasnya.

Adapun hal tersebut disampaikan Arief sebagai respons terhadap ADDI yang meminta pemerintah melakukan intervensi agar harga daging kerbau tak menyamai harga daging sapi.

“...cuma harganya [daging kerbau] ini supaya bisa turun lagi, jangan sampai mendekati daging sapi, sehingga nanti masyarakat akan memilih daging sapi nantinya,” ujar Adnan Ahmad, perwakilan ADDI. 

Sebelumnya, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyampaikan penugasan importasi daging kerbu belum dilakukan karena Bapanas masih menunggu keluarnya risalah rapat koordinasi terbatas (rakortas).

Kondisi ini tidak akan mengganggu ketersediaan daging selama Ramadan dan Lebaran. Pasalnya, Ketut menyebut bahwa stok daging yang ada saat ini masih mencukupi. Dia tidak mengungkap berapa banyak stok daging yang saat ini dimiliki oleh pemerintah.

Kendati begitu, Ketut mengharapkan risalah rakortas dapat keluar dua hingga tiga hari ke depan. Dengan begitu, Bapanas dapat langsung mengeksekusi penugasan yang diberikan.

Dalam catatan Bisnis, pemerintah telah menyepakati untuk mendatangkan 180.000 ton daging sapi untuk memenuhi kebutuhan tahun ini. Rencana itu telah disepakati pemerintah sejak tahun lalu.

“Sudah diputuskan 180.000 ton daging, itu bisa daging beku atau bakalan. Nanti ada perhitungannya,” kata Kepala Bapanas Arief saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (22/1/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper