Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi BPJS Ketenagakerjaan Menuju 57,55 Juta Peserta Aktif Tahun 2025

BPJS Ketenagakerjaan menargetkan 57,55 juta peserta aktif pada 2025 dengan strategi kolaborasi, regulasi, dan peningkatan kepatuhan iuran untuk pekerja formal dan informal.
Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengajukan klaim JHT di Plaza BP Jamsostek, Setiabudi. BPJS Ketenagakerjaan menargetkan 57,55 juta peserta aktif pada 2025 dengan strategi kolaborasi, regulasi, dan peningkatan kepatuhan iuran untuk pekerja formal dan informal. /Bisnis-Pernita H.
Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengajukan klaim JHT di Plaza BP Jamsostek, Setiabudi. BPJS Ketenagakerjaan menargetkan 57,55 juta peserta aktif pada 2025 dengan strategi kolaborasi, regulasi, dan peningkatan kepatuhan iuran untuk pekerja formal dan informal. /Bisnis-Pernita H.
Ringkasan Berita
  • BPJS Ketenagakerjaan menargetkan 57,55 juta peserta aktif pada tahun 2025 dengan strategi peningkatan kepesertaan di sektor formal dan informal.
  • Strategi utama meliputi penerapan Inpres Jamsos 2021, kolaborasi dengan pemerintah daerah, dan kemitraan dengan berbagai agen serta peningkatan kepatuhan iuran.
  • Pertumbuhan peserta aktif dari 29,98 juta pada 2020 menjadi 39,35 juta per Juni 2025 menunjukkan peningkatan signifikan menuju target yang diharapkan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menargetkan akan menyerap 57,55 juta peserta aktif pada tahun 2025.

Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Eko Nugriyanto mengatakan bahwa tengah menjalankan langkah-langkah strategis agar dapat memenuhi target kepesertaan aktif hingga 57,55 juta.

“Di tahun 2025 ini kita punya target coverage bisa sekitar 57 juta untuk masyarakat bekerja di Indonesia dilindungi,” katanya beberapa waktu lalu, dikutip Kamis (31/7/2025).

Dari data yang dipaparkan, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan mengalami pertumbuhan dari tahun 2020 sampai Juni 2025. Pada 2020, peserta aktif mencapai 29,98 juta, lalu naik menjadi 30,66 juta setahun kemudian.

Pada 2022, tercatat ada 35,86 juta peserta aktif, 41,55 juta tahun 2023, 45,23 juta peserta aktif 2024, dan 39,35 juta per Juni 2025. BPJS Ketenagakerjaan diperkirakan akan menambah sekitar 33% atau 19,20 juta peserta.

Eko menjelaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan sudah melakukan strategi untuk mencapai target tersebut. Pertama, terbitnya Inpres 2 Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jamsos.

Kedua, kolaborasi bersama K/L dan pemerintah daerah terkait kepesertaan non-ASN dan pekerja rentan. Ketiga, menerapkan regulasi kepesertaan debitur KUR kecil, dana bagi hasil, nelayan awak kapal, dan jasa konstruksi.

Keempat, kolaborasi kemitraan dengan Agen Laku Pandai (Brilink dan Agen 46), POS, SRC, operator driver online, BPR, dan koperasi.

Kelima, peningkatan kepatuhan terkait kewajiban pembayaran iuran, kepesertaan, program, dan upah kepada pemberi kerja dengan melibatkan APH, pemerintah daerah, dan tokoh masyarakat

Menurutnya, terdapat 40% dari 101,81 juta potensi pekerja eligible di sektor pekerja formal berpeluang terserap menjadi peserta aktif ketenagakerjaan.

Lalu 60% di sektor pekerja informal, 30,85 juta merupakan pekerja rentan berpotensi menjadi peserta aktif. Oleh karena itu, Eko berharap agar para pekerja dapat bergabung kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro