Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susul AS, Korsel Bakal Kenakan Tarif Hingga 38% untuk Produk Baja China

Korea Selatan berencana untuk mengenakan tarif pada sejumlah baja dari China beserta produsennya karena kekhawatiran akan masuknya produk murah ke pasar.
Bendera Korea Selatan/Edarabia
Bendera Korea Selatan/Edarabia

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Selatan berencana mengenakan tarif pada sejumlah baja dari China beserta produsennya karena kekhawatiran akan masuknya produk murah ke pasar. 

Kebijakan ini akan menyusul langkah serupa dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pernyataan Kementerian Perdagangan Korea Selatan yang dikutip dari Bloomberg pada Jumat (21/2/2025), praktik tersebut telah merugikan industri baja Korea Selatan. Hal tersebut memicu dilakukannya penyelidikan awal.

Pemerintah Korea Selatan berencana mengenakan tarif sementara hingga 38,02% pada pelat baja canai panas (hot rolled steel plate) yang diimpor dari China. Selain itu, Korea Selatan juga berupaya menerapkan tarif hampir 28% pada  Baoshan Iron & Steel Co., dan bea masuk sekitar 38% pada pemasok termasuk Hunan Valin Xiangtang Iron and Steel Co.

Adapun, tarif tersebut akan berlaku setelah disetujui oleh Kementerian Keuangan setempat. 

Industri baja China telah memulai pengurangan produksinya karena krisis properti yang berkepanjangan menghambat permintaan. Namun, Negeri Gingseng tersebut masih memproduksi lebih banyak daripada yang dapat diserapnya di dalam negeri, sehingga mendorong produk ke luar negeri. 

Tahun lalu, ekspor baja China melonjak ke level tertinggi dalam sembilan tahun.

Awal bulan ini, Presiden AS, Donald Trump memerintahkan tarif 25% untuk semua impor baja dan produk aluminium AS, yang menindak tegas apa yang menurut pejabat pemerintah sebagai upaya negara-negara seperti China untuk menghindari bea yang berlaku. Hal itu terjadi seminggu setelah dia menambahkan bea 10% untuk semua impor China.

Hyundai Steel Co. mengatakan bisnisnya terganggu karena membanjirnya pelat baja canai panas dari China dan Jepang, yang mendorong perusahaan tersebut untuk mengajukan keluhan kepada pemerintah.

Produk China yang berharga murah juga menjadi salah satu alasan Posco Holdings Inc., produsen baja terkemuka di Korea Selatan, menutup pabrik baja batangan  nomor 1 nya di Pohang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper