Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahli Tambang Sebut Danantara Jadi Angin Segar untuk Hilirisasi

Pembentukan BPI Danantara dinilai bisa menjadi angin segar bagi hilirisasi hingga kilang minyak.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Badan Kejuruan Pertambangan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Rizal Kasli menilai pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara bisa menjadi angin segar bagi hilirisasi hingga kilang minyak.

Hal ini tak lepas dari Danantara yang bakal fokus menyasar 20 proyek nasional. Beberapa di antaranya, hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga. Badan tersebut juga akan fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan kilang minyak. 

Danantara pada tahap awal akan menaungi tujuh badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Rizal menilai masuknya Pertamina, PLN, dan MIND ID menunjukkan bahwa Danantara memiliki target mendukung swasembada energi. Hal ini juga sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

"Itu jelas bahwa targetnya disesuaikan dengan Asta Cita Presiden Prabowo untuk mengamankan swasembada energi termasuk EBT dan pangan," kata Rizal kepada Bisnis, Senin (24/2/2025).

Menurutnya, Pertamina, PLN, dan  MIND ID akan diarahkan untuk memperkuat ketahanan energi terutama listrik, minyak dan gas (migas), dan batu bara.

Sementara untuk bahan baku tambang, Danantara akan didorong untuk produksi dan hilirisasi batu bara, nikel, aluminium, hingga tembaga.

Lebih lanjut, Rizal menilai pembentukan Danantara memiliki tujuan yang baik, yaitu untuk tujuan stabilisasi ekonomi secara jangka panjang dengan memanfaatkan sumber daya alam.

Adapun, tujuan lainnya pengelolaan seperti dana abadi (sovereign wealth fund/SWF) juga demi mengurangi korupsi. Pasalnya, sebagian anggaran diarahkan ke SWF ini. 

"Namun, harus dilakukan dengan perhitungan anggaran secara hati-hati. Dana untuk anggaran penting lainnya seperti dana pelayanan publik seperti dana pengelolaan kesehatan masyarakat, pendidikan termasuk pendidikan tinggi, lembaga riset, transportasi tidak terganggu," jelas Rizal.

Presiden Prabowo resmi meluncurkan BPI Danatara pada hari ini, Senin (24/2/2025). Peresmian tersebut ditandai saat Presiden Prabowo menandatangani Undang-undang No 1 Tahun 2025 tentang Perubahan ketiga atas UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Danantara.  

"Selanjutnya, saya juga menandatangani Keputusan Presiden No 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara Indonesia," ujar Prabowo sambil meneken dasar hukum Danantara.

Prabowo menjelaskan Danantara akan mengoptimalkan berbagi aset dan kekuatan ekonomi BUMN.

Menurut Prabowo, saat ini Danantara memiliki dana modal kelolaan mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.715 triliun (asumsi kurs Rp16.350 per dolar AS). Dia pun mengungkapkan bahwa initial funding atau pendanaan awal Danantara diproyeksi mencapai US$20 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper