Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Tekstil Banjir PHK, Istana Awasi Kinerja Industri

Pihak Istana buka suara soal banjir pemutusan hubungan kerja (PHK) di pabrik tekstik. Prabowo bakal awasi industri?
Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.
Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi fenomena badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di industri tekstil. 

Dia menyebut bahwa kondisi tersebut perlu dilihat secara menyeluruh. Tidak hanya dari sisi PHK buruh, tetapi juga dari penciptaan lapangan kerja baru. 

"Sepertinya bulan ini Purchasing Managers' Index [PMI] kita naik, sudah jadi 53 dari sebelumnya 51. Coba cek datanya," ujarnya kepada Bisnis di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/3/2025). 

Ketika ditanya mengenai gelombang PHK di beberapa pabrik seperti Yamaha, Sanken, dan PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL), Hasan menegaskan  pemerintah tetap mengawasi industri secara keseluruhan. 

Kendati demikian, Hasan menegaskan bahwa secara umum keadaan industri tekstil masih dalam keadaan baik. 

"Kalau melihatnya hanya dari PHK, itu tidak cukup. Ada juga penciptaan lapangan kerja baru. Jadi harus dibandingkan, mana yang lebih banyak, PHK atau penciptaan lapangan kerja baru. Dan kalau PMI kita naik, artinya penciptaan lapangan kerja masih cukup baik," tuturnya. 

Terkait langkah pemerintah dalam menghadapi gelombang PHK, Hasan memastikan bahwa ada skema perlindungan bagi pekerja yang terdampak.

"Pemerintah punya program jaminan kehilangan pekerjaan. Selain itu, untuk kasus seperti Sritex, sudah ada tindakan dari pemerintah untuk menyelamatkan mereka, termasuk berbagai skema yang sedang disiapkan," pungkas Hasan.

Sebelumnya, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi memastikan bahwa sebanyak lebih dari 8.000 pekerja PT Sritex akan kembali dipekerjakan setelah perusahaan tekstil tersebut dinyatakan bangkrut.

Prasetyo Hadi menyatakan bahwa skema baru telah disiapkan untuk memastikan para pekerja bisa kembali bekerja di sektor yang selama ini mereka geluti.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri rapat terbatas bersama dengan Presiden Prabowo Subianto, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di Istana Merdeka, Senin (3/3/2025).

"Harapan kami dari pemerintah tentunya semua pekerja yang selama ini menjadi karyawan di PT Sritex, kurang lebih ada 8.000 sekian karyawan, bisa kembali bekerja dengan skema yang baru. Namun, kami berharap tetap di bidang yang selama ini digeluti, artinya PT Sritex tetap akan bergerak di bidang tekstil," ujarnya di Kantor Presiden.

Di sisi lain, Prasetyo pun melanjutkan bahwa terkait dengan potensi investor yang akan mendukung keberlangsungan PT Sritex, dia menjelaskan bahwa saat ini sudah ada investor yang berminat, meski belum dapat dipastikan apakah berasal dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau pihak swasta.

"Belum tahu kalau investornya dari BUMN, yang pasti teman-teman dari tim kurator menyampaikan bahwa sudah ada investor yang berminat. Skemanya nanti PT Sritex akan disewa, kemudian secara paralel karyawan PT Sritex akan didata kembali untuk nantinya ikut bekerja kembali," pungkas Prasetyo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper