Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Longgarkan Tarif Otomotif untuk Kanada dan Meksiko, tapi Hanya Sementara

Presiden AS Donald Trump memberikan pengecualian sementara bagi produsen mobil dari tarif impor 25% yang diberlakukan terhadap Kanada dan Meksiko.
Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Bonnie Cash/UPI
Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, AS, Senin, (24/2/2025). Bloomberg/Bonnie Cash/UPI

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan pengecualian sementara bagi produsen mobil dari tarif impor 25% yang diberlakukan terhadap Kanada dan Meksiko.

Melansir Reuters, Kamis (6/3/2025), kebijakan ini berlaku selama satu bulan, dengan syarat mereka mematuhi ketentuan dalam perjanjian perdagangan bebas USMCA, demikian menurut pernyataan Gedung Putih.

Langkah ini memberi sedikit kelegaan bagi pasar setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir.

Gedung Putih juga menyebut bahwa Trump terbuka untuk mempertimbangkan pengecualian bagi produk lain, meski tarifnya sudah mulai berlaku sejak Selasa.

Namun, Trump menegaskan bahwa ia belum melunak dalam perang dagang dengan Kanada dan Meksiko. Ia terus menekan kedua negara untuk memperketat pengawasan terhadap fentanyl yang masuk ke AS.

Setelah berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Trump mengaku tidak yakin ada perbaikan signifikan.

"Dia bilang kondisinya membaik, tapi saya bilang, 'Itu belum cukup baik,'" tulisnya di Truth Social.

Pengecualian ini langsung mendongkrak saham produsen mobil. General Motors naik 7,2%, sementara Ford menguat 5,8%. Namun, secara keseluruhan, saham keduanya masih dalam tren bearish sepanjang tahun ini.

Kebijakan tarif Trump menambah tantangan besar bagi industri otomotif yang sangat bergantung pada rantai pasokan lintas batas di Amerika Utara. Proses produksi kendaraan melibatkan pengiriman suku cadang bolak-balik antara ketiga negara sebelum menjadi produk jadi. Oleh karena itu, keringanan tarif bagi kendaraan yang memenuhi aturan USMCA menjadi keuntungan besar bagi Ford, GM, dan Stellantis.

Selain itu, Trump juga mempertimbangkan untuk menghapus tarif 10% terhadap impor energi dari Kanada, seperti minyak mentah dan bensin, selama memenuhi ketentuan USMCA.

Peningkatan ketegangan dagang ini berisiko merusak hubungan ekonomi ketiga negara. Kanada telah merespons dengan tarif balasan terhadap beberapa produk AS, sementara Meksiko juga bersiap melakukan tindakan serupa.

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly bahkan menyebut bahwa negaranya bisa menggunakan ekspor minyak dan gas sebagai senjata tawar-menawar jika perselisihan tarif semakin memanas.

Di sisi lain, meski fentanyl menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis di AS dengan lebih dari 100.000 korban per tahun, data resmi menunjukkan bahwa hanya 0,2% fentanyl yang disita di AS berasal dari perbatasan Kanada. Sebagian besar justru masuk dari perbatasan selatan.

Pada Januari, otoritas AS hanya menyita sepertiga ons (9,4 gram) fentanyl di perbatasan Kanada, jauh lebih sedikit dibandingkan 5,5 pon (2,5 kilogram) yang disita pada November.

Dampak pada Ekonomi AS dan Global

Di dalam negeri, dampak kebijakan tarif ini mulai terasa di AS. Data yang dirilis Rabu menunjukkan perlambatan pertumbuhan tenaga kerja serta turunnya kenaikan gaji bagi pekerja yang berpindah pekerjaan. Laporan Federal Reserve juga mengungkapkan bahwa banyak perusahaan menghadapi ketidakpastian akibat kebijakan Trump, dan sebagian besar sudah mulai menaikkan harga bahkan sebelum tarif diberlakukan.

Reaksi pasar terhadap kebijakan ini masih beragam. Dolar AS melemah ke level terendah dalam tiga bulan, sementara indeks saham S&P 500 naik 1,1%, menutup sebagian kerugian dari dua hari sebelumnya.

Selain tarif terhadap Kanada dan Meksiko, Trump juga memberlakukan tarif tambahan 10% terhadap barang-barang dari Tiongkok. Beijing membalas dengan kebijakan serupa, memperburuk ketegangan perdagangan global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper