Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tolak Pengecualian Tarif Baja & Alumunium untuk Australia

Upaya Australia untuk mendapatkan pengecualian dari tarif impor baja dan aluminium Amerika Serikat berujung kegagalan
Salah satu pabrik pengolahan baja di Kawasan Industri Morowali/imip.co.id
Salah satu pabrik pengolahan baja di Kawasan Industri Morowali/imip.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Upaya Australia untuk mendapatkan pengecualian dari tarif impor baja dan aluminium Amerika Serikat berujung kegagalan, meskipun pemerintahan Perdana Menteri Anthony Albanese telah melakukan lobi intensif. Keputusan ini menandai ketegangan baru dalam hubungan perdagangan antara kedua sekutu lama.

Melansir Bloomberg, Rabu (12/3/2025), Juru Bicara Gedung Putih Kush Desai menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut akan mulai berlaku pada Rabu tengah malam, tanpa ada pengecualian bagi mitra dagang AS mana pun.

Menanggapi keputusan tersebut, Albanese mengecam kebijakan pemerintahan Trump sebagai langkah yang tidak beralasan dan merugikan perekonomian AS sendiri. Namun, ia menegaskan bahwa Australia tidak akan mengambil langkah balasan.

“Kebijakan ini bertentangan dengan semangat kemitraan strategis yang telah kita bangun selama lebih dari 70 tahun dan tidak mencerminkan hubungan persahabatan antara kedua negara,” ujar Albanese dalam konferensi pers di Sydney.

Albanese menegaskan bahwa pemerintah Australia akan terus memperjuangkan pengecualian tarif tersebut melalui jalur diplomasi.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah menyampaikan kepada Albanese melalui percakapan telepon bulan lalu bahwa ia akan mempertimbangkan pengecualian bagi Australia. Namun, keputusan akhirnya menunjukkan sebaliknya.

Dengan pemilu Australia yang semakin mendekati tenggat 17 Mei, Albanese menghadapi tekanan politik dari parlemen dan pelaku industri untuk memastikan kebijakan perdagangan yang lebih menguntungkan bagi Australia.

Sebagai respons atas keputusan AS, Albanese mengatakan bahwa pemerintahnya akan berupaya mendiversifikasi pasar ekspor baja dan aluminium, sekaligus mendorong konsumsi produk dalam negeri.

“Teman-teman perlu bertindak dengan cara yang menegaskan kepada penduduk kita masing-masing fakta bahwa kita adalah teman. Ini bukan tindakan yang bersahabat,” kata Albanese.

Pada masa jabatan pertama Trump, Australia sempat mendapatkan pengecualian tarif setelah melakukan negosiasi panjang dengan Washington. Namun, mantan Perdana Menteri Malcolm Turnbull menyatakan bahwa kali ini peluang untuk memperoleh kesepakatan serupa jauh lebih kecil.

Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada media Australia bahwa Trump memang sempat mempertimbangkan pengecualian, tetapi akhirnya memutuskan untuk tetap memberlakukan tarif tanpa pengecualian.

“Dia (Trump) sudah mempertimbangkannya, dan keputusannya adalah untuk tidak memberikan pengecualian,” kata Leavitt kepada Australian Broadcasting Corp.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper