Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Semringah Fitch Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia di BBB

Fitch tetap memberikan catatan bahwa ada risiko kenaikan defisit APBN pada tahun ini, juga ada sorotan atas pembentukan BPI Danantara.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat konferensi APBN KiTa di Jakarta, Senin (6/1/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan paparan saat konferensi APBN KiTa di Jakarta, Senin (6/1/2024). / Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik keputusan Fitch Ratings yang mempertahankan peringkat kredit ‘BBB’ untuk Indonesia.

Hasil asesmen lembaga pemeringkatan asal Amerika Serikat (AS) pada awal Februari menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia cenderung stabil dengan terjaganya rasio utang pemerintah. Fitch pun memproyeksikan kredit Indonesia akan stabil.

“Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch bahwa Indonesia diprediksi tetap mampu menjaga stabilitas makroekonomi dengan memelihara prospek pertumbuhan ekonominya. Selain itu, afirmasi peringkat oleh Fitch ini juga menjadi bukti konkret bahwa kebijakan di Indonesia terus terjaga dengan baik,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Rabu (12/3/2025).

Meski defisit fiskal diproyeksikan sedikit meningkat ke 2,5% dari PDB pada tahun ini, Fitch menganggap bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mobilisasi pendapatan sekaligus melaksanakan efisiensi pengeluaran sehingga diperkirakan akan menurun secara moderat dari 40,4% terhadap PDB pada 2025 menjadi 39,1% terhadap PDB pada 2028.

Fitch menilai bahwa prospek pertumbuhan Indonesia dalam jangka menengah masih tinggi, didukung oleh stabilitas ekonomi dan permintaan domestik yang masih baik. Kendati demikian, digarisbawahi terdapat tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan negara.

Lembaga yang berbasis di New York dan London itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sebesar 5% pada 2025, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat. Hanya saja, Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pertumbuhan pada tahun 2026 sebagai akibat dinamika eksternal yang terjadi seperti penurunan permintaan impor dari China dan kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat.

Fitch turut menyoroti pembentuk Badan Pengelola Investasi Danantara. Disebutkan, pemerintah perlu mencermati potensi risiko kewajiban kontijensi yang mungkin timbul akibat pembentukan Danantara.

Lebih lanjut, Fitch menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan apabila pemerintah dapat meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan dan mengurangi kerentanan eksternal.

Sri Mulyani pun menegaskan pemerintah bersama Bank Indonesia senantiasa memperhatikan berbagai dinamika dan risiko global yang terjadi, sekaligus terus berupaya dalam menjaga daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, menjaga nilai tukar rupiah serta mempertahankan momentum pemulihan ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper