Bisnis.com, JAKARTA - Nasib dua proyek jalan tol terpanjang di Jawa dan Bali yakni Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Getaci) yang tidak masuk daftar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 masih menggantung.
Lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN Tahun 2025-2029, Presiden Prabowo Subianto menetapkan sebanyak 77 proyek strategis nasional (PSN) yang bakal fokus dibangun selama periodenya menjabat. Sebanyak 77 PSN itu terdiri atas 29 PSN baru dan 48 PSN proyek lanjutan atau carry over dari pemerintahan sebelumnya.
Dalam RPJMN tersebut, Prabowo hanya menetapkan empat PSN jalan tol. Tol Gilimanuk–Mengwi dan Tol Getaci yang merupakan PSN di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak termasuk di dalamnya.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Wilan Oktavian pun mengaku belum mendapatkan kejelasan lebih lanjut dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) terkait status PSN pada proyek Tol Gilimanuk – Mengwi maupun Tol Getaci.
Wilan menjelaskan, saat ini proses pelelangan dua tol terpanjang di Jawa dan Bali itu masih dalam tahap pengkajian ulang di Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) sebelum kembali dilakukan pelelangan dalam waktu dekat.
“Jadi statusnya yang PSN dulu tuh seperti apa kita belum tahu. Jadi itu rasanya belum pernah [ada penjelasan dari KPPIP] jadi belum tahu posisinya [proyek yang tak masuk RPJMN] di mana gitu dengan terbitnya RPJMN yang 77 PSN itu,” ujarnya.
Baca Juga
Namun demikian, hingga saat ini Wilan memastikan sejumlah proyek PSN tol yang tidak masuk RPJMN 2025 – 2029 masih terus berlangsung. Dia mencontohkan, salah satunya yakni Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu (Becakayu) hingga Tol Yogyakarta – Bawen yang proses pembebasan lahannya masih terus berlangsung.
“Salah satu indikator PSN adalah pembebasan lahannya oleh LMAN [Lembaga Manajemen Aset Negara], nah itu nanti kalau LMAN-nya berhenti nah itu baru memang dicabut [status PSN-nya]. Tapi sekarang belum ada tuh perintah setop itu, terutama yang on going ya,” tegasnya.
Terpisah, Gubernur Bali I Wayan Koster tetap yakin jika pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi atau Tol Bali tetap berjalan walaupun tidak lagi menjadi PSN. Menurutnya, tidak semua proyek yang keluar dari PSN berhenti pembangunannya.
"Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dicabut dari PSN bukan berarti berhenti, jangan dulu pesimis, banyak pembangunan berlangsung tanpa PSN," jelas Koster di rapat koordinasi bersama bupati/walikota se-Bali pada Rabu (12/3/2025).
Politisi senior PDI Perjuangan ini menyebut pembangunan tol yang menghubungkan Bali Barat dengan Bali Selatan itu harus berlanjut hingga tuntas karena Bali tidak memiliki pilihan lain untuk mengatasi kemacetan. Kondisi jalan raya Gilimanuk-Mengwi saat ini menurutnya sudah tidak bisa menampung kepadatan kendaraan dan jalan yang rusak menyebabkan banyak kecelakaan.
Sebagai tindak lanjut, Koster akan bertemu dengan menteri perhubungan pada 17 Maret 2025 untuk membahas skema pembiayaan proyek tol itu dengan pemerintah pusat, apakah masih memungkinkan menggunakan skema APBN untuk pembebasan lahan. Selain itu, juga akan dibahas mengenai apakah konstruksi jalannya dibangun oleh investor atau pemerintah pusat akan melepas, di mana pembebasan lahan tidak melalui APBN.
Jika dilepas oleh pemerintah pusat, Koster menyebut akan mengusahakan pembebasan lahan dari APBD pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Koster akan mengajak bupati/walikota se-Bali untuk bersama-sama ikut terlibat pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terutama kabupaten/kota yang memiliki APBD besar seperti Denpasar, Badung.
Tak Kunjung Dapat Investor
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pembangunan Tol–Gilimanuk Mengwi sempat dikhawatirkan akan mangkrak karena tidak kunjung mendapat investor.
Pemerintah sudah berulang kali melakukan lelang, akan tetapi masih gagal. Ketidakpastian tersebut membuat masyarakat yang lahannya terdampak pembangunan tol khawatir dan sempat melakukan aksi karena tidak mendapat kepastian ganti rugi lahan mereka.
Setelah beberapa kali gagal lelang, nilai investasi Tol Gilimanuk-Mengwi naik Rp800 miliar menjadi Rp25,4 triliun dari nilai investasi semula yakni Rp24,6 triliun.
Rencananya, jalan tol sepanjang 96,68 km ini akan dibangun melintasi 3 kabupaten, 13 kecamatan, dan 58 desa. Pembangunan tol ini terbagi menjadi tiga seksi. Perinciannya, Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 53,6 km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 24,3 km dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 18,9 km.
Demikian pula, dengan Tol Getaci yang digadang-gadang bakal menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia juga belum mendapat investor setelah dua kali dilelang.
Tol Getaci nantinya bakal menghubungkan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, dengan perincian sepanjang 171,40 km berada di wilayah Jawa Barat dan sepanjang 35,25 km di Jawa Tengah.
Tol Getaci terdiri atas 4 seksi yakni Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 km), seksi 2 Garut Utara - Tasikmalaya (50,32 km), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), dan seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km).
Namun demikian, mempertimbangkan biaya yang bakal diperlukan, pemerintah memprioritaskan terlebih dahulu pembangunan Tol Getaci hanya hingga Ciamis yang total panjangnya hanya mencapai 108,3 km.