Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia tercatat masih melakukan importasi komoditas beras hingga Februari 2025, di tengah wacana setop impor beras tahun ini. Kendati begitu, volume impor beras pada awal 2025 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia pada Januari-Februari 2025 masih mendatangkan beras dari luar negeri sebanyak 95.943 ton atau turun 89,1% dibanding Januari-Februari 2024 yang tercatat sebanyak 880.818 ton.
“Impor beras di Januari-Februari 2025 jauh lebih rendah dibanding tahun lalu, ini mungkin terkait dengan ketersediaan suplai beras di domestik,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti dalam Rilis BPS, Senin (17/3/2025).
Total 95.943 ton itu diantaranya berasal dari Myanmar, Thailand, Vietnam, dan India. Secara terperinci, impor beras dari Myanmar sebanyak 16.820 ton, Thailand 17.584 ton, Vietnam 17.870 ton, dan India 26.784 ton.
Menurunnya impor beras turut menjadi penyumbang menurunnya impor barang konsumsi sepanjang Januari-Februari 2025.
Amalia mengungkap, impor barang konsumsi pada periode ini mengalami kontraksi sebesar 14,28% akibat menurunnya impor beras yang andilnya mencapai 13,87% secara kumulatif.
Baca Juga
“Secara kumulatif impor barang konsumsi turun 14,28% Januari-Februari 2025 dibanding tahun lalu dan komoditas penyumbang penurunannya adalah beras,” ungkapnya.
Pemerintah sebelumnya telah menegaskan untuk menutup keran impor beras konsumsi pada 2025. Langkah ini ditempuh sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan yang ditargetkan tercapai pada 2027.
Kendati begitu, pemerintah tetap membuka keran impor beras untuk kebutuhan hotel, restoran, dan kafe (horeka).
“Kami memutuskan tahun depan tidak impor beras, agar petani bisa tanam padi yang banyak serta harga di pasaran bagus,” kata Zulhas saat pelaksanaan rapat koordinasi pangan di Bandar Lampung seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/12/2024).