Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia diperkirakan memangkas suku bunga acuan alias BI Rate hingga 50 basis poin pada kuartal II/2025 dan kuartal III/2025, berdasarkan survei terbaru dari Bloomberg.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (28/3/2025), para ekonom memperkirakan akan ada penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5% pada akhir Kuartal II/2025. Bahkan, mereka meyakini akan ada penurunan kembali sebesar 25 bps pada Kuartal III/2025.
Para ekonom memperkirakan inflasi harga konsumen sebesar 1,15% pada kuartal pertama. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan survei pada Februari, yang mana inflasi diperkirakan mencapai 1,85%. Para ekonom memproyeksikan inflasi setahun penuh sebesar 2,1%.
Survei tersebut dilakukan setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya selama dua bulan terakhir. Otoritas moneter itu menahan diri di tengah pelemahan nilai tukar rupiah dan pasar saham yang dipicu oleh kebijakan tarif AS, kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto, hingga prospek fiskal yang memburuk.
Analis di Maybank Securitie Brian Lee Shun Rong menekankan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan serangkaian tarif timbal balik dan sektoral yang lebih luas pada 2 April nanti. Oleh sebab itu, dolar AS diyakini akan tetap bergejolak sehingga berpengaruh ke kurs rupiah.
"Kami pikir BI idealnya ingin melakukan pemotongan suku bunga 25 bps berikutnya dalam kuartal kedua, jika [kurs] rupiah membaik," tulis Brian Lee, dalam sebuah catatan riset.
Baca Juga
Memang, kurs rupiah terhadap dolar AS pada minggu ini memang sempat jatuh ke nilai terlemahnya sejak 1998, sebelum pulih kembali lewat intervensi oleh Bank Indonesia.
Kurs rupiah sempat menyentuh level Rp16.611 per dolar AS pada Selasa (25/3/2025). Terbaru, rupiah menguat ke posisi Rp16.562 per dolar AS saat penutupan perdagangan hari ini, Kamis (27/3/2025).