Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mengundurkan diri pada 29 Mei 2025 dari pemerintahan Donald Trump, orang terkaya di dunia Elon Musk mengecam rancangan undang-undang pajak dan belanja Presiden AS Donald Trump. Dia menyebut regulasi baru itu sebagai kekejian yang menjijikkan yang akan meningkatkan defisit federal.
"Saya minta maaf, tetapi saya tidak tahan lagi. RUU belanja Kongres yang besar, keterlaluan, dan penuh dengan omong kosong ini adalah kekejian yang menjijikkan," tulis Musk dalam unggahan di X dikutip dari Reuters, Rabu (4/6/2025).
Sebagai konteks, Musk ditunjuk memimpin DOGE, kantor khusus yang didirikan untuk mengingkatkan efisiensi pemerintahan AS setelah Trump kembali jadi presiden pada Januari 2025 lalu. Dalam perannya, Musk telah melakukan pemecatan dan mengurangi belanja sipil dalam jumlah besar yang menimbulkan beragam protes.
Dalam keluhan yang sama, Musk juga mengecam para anggota Kongres AS yang memilih RUU tersebut. Musk menyebut, para anggota Kongres tersebut seharusnya merasa malu dan bersalah.
Dewan Perwakilan Rakyat bulan lalu meloloskan RUU tersebut dengan satu suara setelah Kantor Anggaran Kongres yang nonpartisan mengatakan bahwa tindakan tersebut akan memperpanjang pemotongan pajak 2017 yang merupakan pencapaian legislatif utama Trump dalam masa jabatan pertamanya akan menambah US$3,8 triliun ke utang pemerintah federal sebesar $36,2 triliun.
Senat, yang juga dikendalikan oleh Partai Republik Trump, bertujuan untuk meloloskan tindakan yang berjudul "One Big Beautiful Bill Act" pada bulan berikutnya, meskipun para senator diharapkan untuk merevisi versi RUU yang disahkan DPR.
Baca Juga
Ketua DPR Mike Johnson dan Pemimpin Mayoritas Senat John Thune mengatakan perhitungan Musk keliru. "Sangat mengecewakan. Dengan segala hormat, teman saya Elon sangat keliru," kata Johnson kepada wartawan
Namun, dua anggota DPR dari Partai Republik yakni Perwakilan Thomas Massie dan Warren Davidson yang menentang tindakan tersebut pergi ke platform sosial Musk, X, untuk mendukung pesannya.
"Tweet yang indah dan besar," kata Davidson saat memposting ulang kata-kata Musk.
Senator Mike Lee, salah satu dari sedikitnya empat anggota Partai Republik garis keras yang mendorong pemotongan belanja yang lebih dalam, juga mendukung Musk dalam sebuah tweet yang meminta anggota partai untuk menggunakan RUU Trump dan langkah-langkah belanja di masa mendatang untuk mengurangi defisit.
"Kita harus berkomitmen sekarang untuk melakukannya, karena inilah yang diharapkan pemilih - dan memang pantas - dari Kongres GOP," kata anggota Partai Republik dari Utah di X
Ketidak sukaan CEO Tesla itu telah diperlihatkan dalam sebuah wawancara seminggu sebelum dia mengundurkan diri. Musk mengatakan bahwa RUU itu akan merusak kinerja DOGE. Trump menepis kritik tersebut. Musk menentangnya dengan lebih keras pada Selasa.
"RUU itu akan meningkatkan defisit anggaran yang sudah sangat besar menjadi $2,5 triliun (!!!) dan membebani warga Amerika dengan utang yang sangat tidak berkelanjutan," kata Musk di X.
Gedung Putih menepis serangan terbaru itu. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt mengatakan presiden sudah mengetahui di mana posisi Elon Musk terkait RUU ini. Dia menegaskan, komentar Musk itu tidak akan mengubah pendapat presiden.
"Ini adalah RUU yang besar dan indah, dan dia akan tetap berpegang teguh pada itu," kata Leavitt.
Sementara itu, Thune, yang bermaksud meloloskan RUU tersebut melalui majelisnya bulan depan, mengatakan dia tidak setuju dengan Musk.
"Harapan saya adalah bahwa saat dia memiliki kesempatan untuk menilai lebih jauh apa yang sebenarnya dilakukan RUU ini. Namun, maksud saya, kita punya pekerjaan yang harus dilakukan," jelasnya.