Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beredar Tarif Trump Ditunda 90 Hari, Ini Kata White House

Gedung Putih angkat bicara seputar rumor Presiden Donald Trump menunda aturan tarif impornya selama 90 hari.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah riuh rendah respons berbagai negara yang bakal terdampak tarif resiprokal Donald Trump, muncul kabar bahwa Presiden AS itu tengah mempertimbangkan untuk menunda penerapan aturan itu selama 90 hari. Gedung Putih segera merespons perkembangan tersebut dengan mengatakan bahwa berita itu tidaklah benar.

" [Itu] Berita palsu," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, dikutip dari CNBC, Senin (7/4/2025).

Menurut kabar yang beredar, berita tersebut mengutip Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS.

Adapun Trump, dalam sebuah postingan baru-baru ini di Truth Social menulis bahwa tidak berkelanjutan bagi AS untuk kehilangan US$1,9 triliun dalam perdagangan.

Postingan Trump menyertakan video dirinya berbicara kepada wartawan, di mana ia juga mengatakan bahwa AS tidak dapat kehilangan uang dalam perdagangan dan juga menghabiskan banyak dana untuk NATO untuk melindungi negara-negara Eropa.

Sementara itu, Kanada mengajukan sengketa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait tarif 25% Trump atas mobil dan suku cadang mobil yang diimpor dari Kanada ke AS.

Kanada meminta konsultasi sengketa WTO dengan AS terkait pungutan baru tersebut. WTO mengatakan permintaan konsultasi tersebut secara resmi memulai sengketa di organisasi tersebut.

Konsultasi akan memberi para pihak kesempatan untuk membahas masalah tersebut tanpa melanjutkan litigasi lebih lanjut. Setelah 60 hari, jika konsultasi gagal menyelesaikan sengketa, penggugat dapat meminta penyelesaian oleh panel, menurut WTO.

Kanada mengeklaim tindakan tersebut tidak konsisten dengan kewajiban AS berdasarkan berbagai ketentuan Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan 1994.

Melansir Reuters, Kevin Hassett mengatakan Trump telah berbicara dengan para pemimpin dunia sepanjang akhir pekan dan akan mendengarkan proposal untuk kesepakatan besar.

"Dia menggandakan sesuatu yang dia tahu berhasil, dan dia akan terus melakukannya. Dia juga akan mendengarkan mitra dagang kami, dan jika mereka datang kepada kami dengan kesepakatan yang benar-benar hebat yang menguntungkan manufaktur Amerika dan petani Amerika, saya yakin dia akan mendengarkan," kata Hassett.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper