Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dibuka Menguat saat Pasar Pantau Progres Negosiasi Tarif AS

Kemajuan dalam perundingan AS dengan Jepang, meskipun masih awal, dinilai menawarkan sinyal positif bagi pasar.
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average  pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka naik tipis pada Kamis (17/4/2025) di tengah sikap investor yang menunggu dan melihat progres negosiasi tarif AS yang berlangsung. 

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau naik 0,03% pada level 2.498,07 setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan negosiator membuat kemajuan besar dalam perundingan dengan Jepang untuk mencapai kesepakatan menghindari pungutan yang lebih tinggi.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan juga terpantau naik 0,53% pada 2.460,30. Selanjutnya, indeks S&P/ASX 200 juga terpantau menguat 0,27% pada kisaran 7.780. 

Kemajuan dalam perundingan dengan Jepang, meskipun masih awal, menawarkan sinyal positif kecil bagi pasar, kata Rajeev De Mello, manajer portofolio makro global di Gama Asset Management. 

"Yang penting, lintasan perundingan perdagangan AS-Jepang akan terus dipantau secara ketat, tidak hanya untuk implikasi bilateralnya, tetapi juga sebagai kerangka kerja potensial tentang bagaimana AS dapat mendekati hubungan perdagangan dengan sekutu lainnya," jelasnya.

Jepang dan AS bermaksud mengadakan putaran kedua perundingan tarif akhir bulan ini dan berharap dapat mencapai kesepakatan sedini mungkin, kata Ryosei Akazawa, yang menjabat sebagai menteri revitalisasi ekonomi Jepang.

Sementara itu, China ingin melihat sejumlah langkah dari pemerintahan Trump sebelum menyetujui perundingan perdagangan, termasuk menunjukkan lebih banyak rasa hormat dengan mengekang pernyataan meremehkan oleh anggota kabinetnya, menurut seseorang yang mengetahui pemikiran pemerintah China.

"Meskipun kami berharap perundingan perdagangan pada akhirnya akan menghasilkan kemajuan, pertikaian antara AS dan China tampaknya akan terus berlanjut dalam waktu dekat," kata Solita Marcelli dari UBS Global Wealth Management.

Pergerakan di pasar Asia terjadi setelah ketenangan yang baru muncul di pasar global dirusak oleh kepala Federal Reserve Jerome Powell, yang mengisyaratkan pendekatan wait and see terhadap serangan tarif Trump dan menolak harapan bahwa dia akan bertindak cepat untuk meredakan ketakutan investor. 

Ketika ditanya di Economic Club of Chicago apakah dia membayangkan Fed put, di mana bank sentral melakukan intervensi untuk menenangkan pasar, Powell berkata tidak dan menambahkan bahwa terlalu banyak pertanyaan tentang dampak kebijakan Trump. 

"Kami belum tahu itu, dan sampai kami tahu itu, kami tidak dapat membuat keputusan yang tepat. Untuk saat ini, pasar tenaga kerja AS dalam posisi yang sangat baik, dengan penawaran dan permintaan turun bersamaan," kata Powell.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper