Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berisiko 'Dikorbankan' Negara Lain karena Tarif Trump, China Beri Peringatan

Pernyataan itu menanggapi berita tentang AS yang bersiap menekan negara lain agar membatasi perdagangan dengan China sebagai imbalan atas pengecualian tarif.
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Dado Ruvic-illustration
Ilustrasi bendera China dan Amerika Serikat (AS). / Reuters-Dado Ruvic-illustration

Bisnis.com, JAKARTA - China siap melawan pihak mana pun yang mencapai kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) terkait tarif impor yang mengorbankan negara tersebut.

Pernyataan itu menanggapi berita tentang pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang bersiap untuk menekan negara lain agar membatasi perdagangan dengan China sebagai imbalan atas pengecualian tarif dari Amerika Serikat.

Melansir Reuters pada Senin (21/4/2025), Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya menghormati semua pihak yang menyelesaikan perbedaan ekonomi dan perdagangan dengan Amerika Serikat melalui konsultasi dengan kedudukan yang setara. 

Meski demikian, juru bicara Kementerian Perdagangaan menyebut pihaknya akan mengambil tindakan balasan dengan cara yang tegas dan timbal balik jika ada negara yang melakukan pembatasan perdagangan dengan China. 

"Amerika Serikat telah menyalahgunakan tarif pada semua mitra dagang dengan alasan kesetaraan, sementara juga memaksa semua pihak untuk memulai apa yang disebut negosiasi tarif timbal balik dengan mereka," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, memperingatkan bahwa kompromi apa pun tidak akan dihormati.

China bertekad dan mampu melindungi hak dan kepentingannya sendiri dan bersedia memperkuat solidaritas dengan semua pihak, kata kementerian tersebut.

Pemerintahan Trump sedang bersiap untuk menekan negara-negara yang mencari pengurangan tarif atau pengecualian dari AS untuk mengekang perdagangan dengan China, termasuk mengenakan sanksi moneter.

Awal bulan ini, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan hampir 50 negara telah menghubunginya untuk membahas tarif tambahan yang tinggi yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. 

Trump menunda pemberlakuan tarif bersejarah yang diumumkannya terhadap puluhan negara pada tanggal 2 April kecuali terhadap China dan menunjuk ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut untuk beberapa tarif terbesarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper