Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Gentar Dikomplain Trump, QRIS Bakal Bisa Dipakai di China hingga Jepang

Sejumlah negara masuk antrean implementasi QRIS antarnegara, seperti Jepang, India, dan Korea—di tengah komplain Amerika Serikat soal sistem pembayaran RI.
Pegawai memberikan donasi menggunakan pindai QRIS di sela-sela Safari Ramadan 1445 H di Tangerang Selatan, Banten pada Senin (18/3/2024).  / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pegawai memberikan donasi menggunakan pindai QRIS di sela-sela Safari Ramadan 1445 H di Tangerang Selatan, Banten pada Senin (18/3/2024). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia terus melanjutkan perluasan sistem pembayaran ke negara-negara lain melalui Quick Response Code Indonesian Standard alias QRIS, meskipun dikomplain oleh Amerika Serikat di tengah gejolak tarif Trump.

Terbukti saat ini sejumlah negara, seperti Jepang, China, hingga Arab Saudi, masuk dalam antrean untuk implementasi QRIS cross-border atau antarnegara. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengungkapkan untuk saat ini, QRIS antarnegara telah berjalan di Malaysia, Thailand, dan Singapura.

“QRIS antarnegara terus meningkat. Negara mana saja yang saat ini sudah bisa? Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dalam waktu dekat yang sudah antre, kita segera dengan Jepang, India, Korea Selatan, dan mungkin China dan Arab Saudi,” tuturnya dalam konferensi pers, Rabu (23/4/2025).  

Fili menjelaskan bahwa sistem pembayaran melalui kode QR tersebut pembayaran lebih efisien di semua lapisan masyarakat. Selain mendukung interkoneksi, juga interoprabilitas dari sistem pembayaran tersebut, baik di domestik maupun internasional. 

Adapun hingga kuartal I/2025, Fili menyampaikan jumlah pengguna QRIS secara umum mencapai 56,3 juta dengan volume transaksi mencapai 2,6 miliar. 

Sementara nominal transaksi telah mencapai Rp252,1 triliun dengan dukungan jumlah merchant yang mencapai 38,1 juta. 

Bank Indonesia mencatat volume transaksi pembayaran digital melalui QRIS tetap tumbuh tinggi sebesar 169,15% (year on year/YoY) didukung peningkatan jumlah pengguna dan merchant

Transaksi digital melalui QRIS selama periode Ramadhan dan Idulfitri (RAFI) 2025 juga meningkat, dengan rata-rata pertumbuhan volume transaksi per pengguna mencapai 111% YoY, lebih tinggi dibandingkan periode RAFI 2024 sebesar 76%.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa pada dasarnya QRIS merupakan pengembangan dari standard global Europay, MasterCard, Visa (EMV). 

“Yang kemudian kita tambahkan coding-coding untuk bahasa Indonesia standar nasional. Itulah bahasa standar QR yang berlaku di Indonesia. Mengadopsi standar global yang juga ditempuh oleh sejumlah negara dan berlaku QRIS,” jelasnya. 

Perry mengungkapkan bahwa sistem yang meluncur pada 17 Agustus 2019—tepat pada HUT ke-74 Republik Indonesia—tersebut dibangun bersama dengan Industri Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). 

Pada implementasi, QRIS dibentuk dengan pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh Indonesia menjadi kesepakatan nasional sesuai kepentingan nasional. 

Perry menegaskan bahwa QRIS sangat mendukung untuk inklusi dari masyarakat Indonesia. 

“Terima kasih seluruh asosiasi perbankan, perusahaan jasa dan terutama masyarakat yang sangat mendapatkan manfaat dari QR Indonesian Standard [QRIS]. Terima kasih rekan kementerian lembaga dan masyarakat yang mendukung penuh QRIS antarnegara” tutur Perry. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper