Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Mahal Lampaui HET Meski Stok Melimpah, Kok Bisa?

Perpadi menilai harga beras medium sulit turun ke harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp12.500 per kg. Apa alasannya?
Buruh memindahkan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Buruh memindahkan karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menilai harga beras medium sulit turun ke harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp12.500 per kilogram (kg) meski pasokan dalam negeri melimpah.

Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menyampaikan, stok beras pemerintah saat ini berada dalam jumlah yang cukup besar dan diperkirakan meningkat pada Mei 2025. Kondisi ini kemungkinan membuat pasar tenang karena tidak ada yang berspekulasi.

Namun karena HPP untuk gabah kering panen (GKP) saat ini dipatok sebesar Rp6.500 per kg, Sutarto menilai bahwa harga yang wajar di tingkat produsen adalah sekitar Rp12.500 per kg dan di tingkat konsumen antara Rp13.500-Rp13.750 per kg.

“Jadi sekalipun stok banyak, harga eceran di tingkat konsumen untuk beras medium akan sangat sulit untuk ke harga Rp12.500,” kata Sutarto kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025). 

Sebagaimana diketahui, pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) nasional untuk beras medium sebesar Rp12.500 per kg. 

Merujuk data Panel Harga Bapanas, Rabu (23/4/2025), pukul 16.38 WIB, harga beras medium di tingkat konsumen secara rata-rata berada di level Rp13.685 per kg atau melampaui HET yang ditetapkan pemerintah. 

Harga beras medium terendah terjadi di Sumatra Selatan sebesar Rp12.249 per kg, sedangkan tertinggi di Papua Barat Rp17.200 per kg.

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya memperkirakan bahwa stok beras yang dikuasai Perum Bulog dapat mencapai 4 juta ton pada Mei 2025. 

Dalam catatan Bisnis, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberi sinyal terbentuknya harga keseimbangan baru beras, utamanya untuk beras medium.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, saat ini pihaknya tengah mencari keseimbangan baru untuk harga beras, utamanya beras medium. 

Mengingat pemerintah harus menjaga ekosistem dari hulu ke hilir, utamanya kelangsungan petani, penggiling padi, pedagang, hingga ke masyarakat luas.

“Saat ini pastinya mencari keseimbangan baru karena Presiden kita ingin petani kita lebih sejahtera,” kata Arief kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper