Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menilai tak ada yang salah apabila Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ikut terbang ke Amerika Serikat untuk terlibat secara tidak langsung dalam negosiasi tarif Trump.
Sebelumnya, Perry mengaku telah menemui langsung para investor AS beberapa waktu belakangan. Dia ingin meyakinkan para investor bahwa perekonomian Indonesia tetap stabil di tengah ancaman tarif Trump sehingga tidak terjadi arus keluar modal asing dari pasar keuangan Tanah Air.
Misbakhun melihat yang dilakukan Perry itu sesuai dengan wewenangnya sebagai otoritas moneter. Oleh sebab itu, dia memaklumi langkah Perry.
"Itu kewajiban siapapun untuk menyampaikan bahwa Indonesia itu sebagai sebuah negara tujuan investasi, baik itu investasi langsung maupun investasi portofolio di sektor keuangan, sangat memadai, sangat bagus. Apa yang perlu dikhawatirkan?" kata Misbakhun di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025).
Sebagai informasi, Perry notabenenya tidak masuk ke dalam daftar delegasi Indonesia untuk negosiasi tarif resiprokal Trump, dia berada di AS untuk menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20. Delegasi yang ditugaskan Presiden Prabowo adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Luar Negeri Sugiono,
Kemudian Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.
Baca Juga
Mereka melakukan negosiasi ke AS pada 16—23 April 2025. Airlangga Cs menemui perwakilan dari USTR (Kantor Perwakilan Dagang AS), Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, hingga Menteri Keuangan AS Scott Bessent.
Airlangga sendiri resmi menyampaikan proposal tawaran negosiasi ulang penerapan tarif resiprokal yang diterapkan Presiden AS Donald Trump kepada Indonesia sebesar 32% kepada Lutnick di Washington DC, AS pada Sabtu (19/4/2025) waktu setempat.
Indonesia menyampaikan penawaran untuk meningkatkan pembelian dan impor barang AS agar menyeimbangkan defisit perdagangan antar kedua negara, seperti pembelian produk energi (crude oil, LPG, dan gasoline) serta pertanian (soybeans, soybeans meal, dan wheat).
Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk kerja sama di bidang critical minerals, dukungan investasi di AS, dan komitmen untuk menyelesaikan permasalahan Non-Tariff Barrier atau hambatan perdagangan non-tarif yang menjadi concern pengusaha AS di Indonesia.
Sebelumnya, Airlangga juga telah bertemu dengan pejabat USTR Duta Besar Jamieson Greer di Washington DC, AS pada Kamis (17/04/2025) waktu setempat.
Selain tawaran kepada AS, pada kesempatan itu Airlangga juga meminta penurunan tarif ekspor ke AS khususnya terhadap ekspor Top-20 produk utama Indonesia. Apalagi, selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dari beberapa negara kompetitor atau produsen barang sejenis.