Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Negosiasi Tarif AS-Uni Eropa Mandek

Jalan masih panjang bagi Eropa dan AS untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang dapat mencegah saling balas tarif atas barang-barang masing-masing.
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih belum mencapai kesepakatan dalam negosiasi pengenaan tarif pada barang satu sama lain. 

Komisioner Ekonomi Uni Eropa Valdis Dombrovskis mengatakan bahwa jalan masih panjang bagi Eropa dan AS untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang dapat mencegah saling balas tarif atas barang-barang masing-masing.

Dalam wawancara di sela-sela pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington, Dombrovskis menyebut perundingan masih jauh dari kata final, meski tenggat waktu kian mendekat.

Amerika Serikat sejak Maret telah memberlakukan tarif 25% atas mobil, baja, dan aluminium dari Eropa, ditambah tarif 20% untuk sejumlah barang lain sejak April. Tarif 20% itu dipotong separuh hingga 8 Juli, sehingga memberikan waktu negosiasi selama 90 hari.

Sebagai langkah balasan, Uni Eropa menangguhkan tarif atas beberapa produk asal AS dan mengusulkan penghapusan penuh tarif untuk seluruh barang industri di kedua sisi Atlantik. Namun, tanggapan dari Washington dinilai masih minim.

"Masih banyak hal yang perlu disepakati. Kita harus menyusun parameter yang konkret dan area kerja sama yang memungkinkan kita menghindari pelaksanaan tarif," ujar Dombrovskis seperti dikutip Reuters, Sabtu (26/4/2025).

Salah satu ganjalan utama adalah perbedaan pandangan soal pajak pertambahan nilai (PPN). AS menilai sistem PPN Eropa sebagai hambatan perdagangan non-tarif, namun UE menepis anggapan tersebut.

“PPN bukan hambatan perdagangan. Itu pajak konsumsi, setara dengan pajak penjualan di negara bagian AS, dan tidak relevan untuk dibicarakan dalam konteks ini,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa PPN menjadi sumber penerimaan vital bagi keuangan negara-negara Eropa dan anggaran UE secara keseluruhan.

Siaga Hadapi Potensi Banjir Produk China

Selain soal tarif, Dombrovskis juga menyuarakan kekhawatiran baru terhadap potensi membanjirnya produk China ke pasar Eropa setelah AS menutup rapat pintunya bagi barang-barang dari negeri Tirai Bambu lewat tarif 145% terhadap seluruh produk China.

Dalam pertemuan dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral China, Dombrovskis menyampaikan permintaan langsung agar Beijing tidak mengalihkan kelebihan ekspornya ke Eropa.

“Mereka mengaku memahami kekhawatiran kami, namun belum menyampaikan langkah konkret apa yang akan diambil untuk mencegah banjir produk tersebut di pasar Eropa,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper