Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Prediksi Sri Mulyani Makin Hemat Belanja pada 2025

Bank Dunia memproyeksikan belanja pemerintah Indonesia pada 2025 akan turun dibandingkan tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). /  Bisnis-Himawan L Nugraha
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — World Bank alias Bank Dunia memproyeksikan belanja pemerintah Indonesia pada 2025 akan turun dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam laporan bertajuk Macro Poverty Outlook edisi April 2025, Bank Dunia memprediksi belanja pemerintah tahun ini akan turun 2,1% dibandingkan 2024. Artinya, bendahara negara, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan lebih hemat mengucurkan kas negara sepanjang tahun ini.

Bank Dunia menjelaskan, eskalasi perang dagang beberapa waktu belakangan membuat biaya pinjaman menjadi lebih tinggi. Akibatnya, pemerintah Indonesia diprediksi harus mengalokasikan 19% dari total penerimaan negara untuk pembayaran bunga utang.

Artinya, ruang fiskal menjadi lebih kecil. Bank Dunia pun melihat belanja pemerintah akan difokuskan untuk biayai program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto. 

"Pengeluaran akan digeser lebih banyak untuk program-program sosial, termasuk program Makan Bergizi yang baru," tulis laporan Bank Dunia, dikutip Jumat (25/4/2025).

Untuk diketahu, Kementerian Keuangan melaporkan belanja negara mencapai Rp620,3 triliun sepanjang Januari—Maret 2025. Angka tersebut lebih tinggi 1,4% dari realisasi belanja negara pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp611,9 triliun.

Pemerintah sudah mendesain APBN 2025 dengan belanja negara sebanyak Rp3.621,31 triliun. Target belanja negara itu lebih tinggi daripada realisasi pada tahun lalu sebesar Rp3.350,3 triliun.

Lebih Lanjut, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 dari awalnya 5,1% menjadi 4,7%. Lembaga tersebut menilai bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas akan berdampak negatif ke kinerja perekonomian Indonesia dan kepercayaan investor. 

Hanya saja, Bank Dunia melihat stimulus fiskal hingga reformasi yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dapat mengimbangi dampak negatif dari tekanan eksternal. Sejalan dengan itu, investasi diharapkan meningkat secara bertahap seiring terbentuknya BPI Danantara.

"Pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan tetap tangguh, dengan sedikit moderasi karena kurangnya lapangan kerja yang berkualitas," tulis laporan Bank Dunia.

Sementara itu, Bank Dunia memproyeksikan tingkat kemiskinan akan turun ke 11,5% pada tahun 2027. Pada 2024, Bank Dunia mencatat tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 15,6%.

Inflasi masih diperkirakan tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia yaitu 2,3% pada 2025.

Defisit APBN 2025 diproyeksikan melebar ke 2,7% dari produk domestik bruto (PDB). Sebagai perbandingan, defisit fiskal sebesar 2,3% dari PDB pada tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper