Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maruarar Sebut Rusun KIT Batang Rugikan APBN, Mengapa?

Menteri PKP Maruarar Sirait menyebut rumah susun (Rusun) yang dibangun di Kawasan Industri terpadu Batang (KITB) merugikan anggaran negara.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait ketika ditemui di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025). - BISNIS/ Ni Luh Anggela
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait ketika ditemui di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025). - BISNIS/ Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait (Ara) menyebut rumah susun (Rusun) yang dibangun di Kawasan Industri terpadu Batang (KITB) merugikan anggaran negara. 

Pasalnya, tambah Ara, hingga saat ini 10 tower rusun itu belum sepenuhnya diokupansi masyarakat. Padahal, 10 tower rusun itu telah rampung pembangunannya sejak 2022.

Dalam laporannya, saat ini baru terdapat 5 tower rusun yang dihuni oleh pekerja industri. Atas dasar hal itu, Ara berpandangan rusun KITB ini dibangun dengan perencanaan yang minim.

"Pembangunan rusun KITB ini tidak matang dan tidak sesuai perencanaan. Apalagi Rusun ini selesai dibangun pada 2022 tapi 5 dari 10 tower belum di huni sehingga merugikan APBN," kata Maruarar dalam keterangan resmi, Rabu (30/4/2025). 

Pada saat yang sama, Ara juga menyoroti adanya spesifikasi bangunan yang diduga tidak sesuai. Dia juga menegaskan terdapat tower hunian yang berubah peruntukkan dari hunian untuk pekerja konstruksi menjadi pekerja industri.

Sejalan dengan hal itu, Ara mengaku bakal membentuk tim yang akan menginvestigasi tidak optimalnya rusun di KIT Batang tersebut.

"Saya akan menurunkan tim untuk mempelajari di mana letak ketidaksesuaian perencanaannya. Saya ingin lihat hukum ditegakkan dan jika ada dugaan korupsi akan kita sikat saja dan jangan ragu termasuk jika ada staf saya yang bekerja tidak sesuai peraturan segera laporkan," tegasnya.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT KITB, Anak Agung Putu Ngurah Wirawan mengaku bahwa saat ini pihaknya terus mendorong penghunian Rusun bagi para pekerja. Pihaknya juga akan mempermudah investor yang akan berinvestasi di KITB.

Ngurah Wirawan menjelaskan bahwa saat ini telah terdapat 7 perusahaan yang beroperasi di KITB. Seiring dengan makin banyaknya perusahaan yang beroperasi ke depan, dia optimis rusun tersebut bakal ikut terdorong okupansinya. 

"Saat ini sudah ada 7 perusahaan yang beroperasi di KITB dan memanfaatkan Rusun. Ke depan masih ada 7 perusahaan yang sedang membangun perusahaannya di KITB dan kami optimis akan lebih banyak Rusun yang akan terhuni," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper