Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) menilai kerusakan beras sebanyak 2 ton masih dalam batas toleransi dan masuk dalam kategori sedikit jika dibandingkan dengan target Bulog yang harus menyerap 4 juta ton setara beras pada tahun ini.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan kerusakan beras yang tak sesuai mutu dipastikan hanya mencapai volume yang sedikit. Meski begitu, Amran menyatakan Kementan akan menginformasikan kepada Bulog jika ditemukan adanya beras dengan kualitas yang rusak.
Tercatat, sampai dengan 4 Mei 2025, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 3,5 juta ton beras. Stok ini merupakan angka tertinggi sepanjang 57 tahun terakhir, atau sejak Perum Bulog berdiri.
“Kalau ada yang rusak, 1 kilogram, 2 kilogram, 1 ton, 2 ton, sedikit. Tetapi yang terpenting adalah kita beritahu ke bulog agar menjaga kualitas,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Menurut Amran, beras yang bermutu rendah diperkirakan hanya sebesar 0,1%. Namun, dia memastikan hal ini tak mengganggu Bulog untuk menjaga stok pangan dalam negeri. Sebab, Amran menegaskan Bulog tetap harus menjaga kualitas beras yang diserap.
“Tentu, tidak sempurna 100%, iya. Mungkin ada 0,1%. Tetapi itu bukan kendala untuk menjaga stok pangan nasional,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menuturkan stok beras yang melimpah berpotensi menimbulkan masalah baru jika tidak jelas peruntukkannya.
“Stok beras besar kalau tidak jelas peruntukkannya justru potensial memunculkan masalah. Beras itu tidak tahan lama,” kata Khudori kepada Bisnis, Minggu (4/5/2025).
Khudori menjelaskan, jika semakin lama beras disimpan di dalam gudang, maka ada potensi beras mengalami penurunan mutu dan berakhir rusak. Bahkan, juga bisa membebani anggaran pengelolaan, seperti pemeliharaan hingga sewa gudang.
“Kalau nanti rusak, pasti Bulog yang akan disalahkan. Bukan pihak lain,” tandasnya.