Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, rata-rata upah buruh pada Februari 2025 meningkat dibanding Februari 2024.
Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2025, rata-rata upah buruh dari Februari 2024 ke Februari 2025 meningkat 1,78%, dari Rp3,04 juta menjadi Rp3,09 juta.
“Rata-rata upah buruh pada Februari 2025 sebesar Rp3,09 juta,” demikian bunyi laporan tersebut, dikutip Senin (5/5/2025).
BPS mencatat, rata-rata upah buruh laki-laki mencapai Rp3,37 juta. Nominal tersebut lebih tinggi dibandingkan buruh perempuan yang tercatat sebesar Rp2,61 juta.
Menurut lapangan usahanya, buruh di sektor pertambangan dan penggalian mendapat upah tertinggi mencapai Rp5,09 juta, disusul pengadaan listrik dan gas Rp5,04 juta, aktivitas keuangan dan asuransi Rp4,88 juta, informasi dan komunikasi Rp4,13 juta, dan real estat Rp4,04 juta.
Sementara itu, buruh yang bekerja di sektor aktivitas jasa lainnya mendapat upah terendah yakni hanya sebesar Rp1,81 juta, disusul pertanian Rp2,25 juta, akomodasi dan makan minum Rp2,42 juta, perdagangan Rp2,67 juta, pendidikan Rp2,79 juta, dan treatment air, sampah, dan daur ulang Rp2,91 juta.
Baca Juga
Lebih lanjut dari sisi pendidikan tertinggi yang ditamatkan, BPS merekam bahwa upah buruh berkorelasi positif dengan tingkat pendidikan.
“Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan, semakin besar pula upah yang diterima,” bunyi laporan itu.
Secara terperinci, buruh lulusan Diploma IV, S1, S2, S3 mendapat upah tertinggi sebesar Rp4,35 juta, sedangkan buruh lulusan SD ke bawah menerima upah terendah yakni Rp2,07 juta.
Dengan demikian, buruh berpendidikan Diploma IV,S1,S2,S3 menerima upah sekitar dua kali lipat dibandingkan buruh berpendidikan SD ke bawah.