Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda (GIAA) Angkat Bicara soal 15 Pesawat Grounded

Dirut PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Wamildan Tsani angkat bicara soal isu grounded 15 pesawat. Berikut penjelasannya.
Pesawat Citilink (atas) saat akan mendarat dan pesawat Garuda Indonesia yang akan lepas landas di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pesawat Citilink (atas) saat akan mendarat dan pesawat Garuda Indonesia yang akan lepas landas di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Bos maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) membantah grounded 15 pesawat karena perawatan memang dijadwalkan pada tahun depan. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengatakan 14 pesawat Citilink dan 1 pesawat Garuda yang dikabarkan tidak beroperasional sementara (grounded) karena kesulitan mendapatkan perawatan memang dijadwalkan pada tahun depan, bukan tahun ini. 

“Jadi memang kalau mau dibilang di-grounded 15 pesawat itu sebetulnya kurang pas, memang di antreannya itu masih di tahun depan. Jadi langkah-langkah yang kami ambil saat ini adalah percepatan agar 15 pesawat itu bisa serviceable di tahun ini,” kata Wamildan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (7/5/2025).

Wamildan menjelaskan jika saat ini pihaknya sedang melakukan percepatan proses maintenance pesawat-pesawat tersebut agar dapat dilakukan tahun ini. 

Sebelumnya, GIAA dikabarkan menghentikan operasional sementara (grounded) setidaknya 15 pesawat akibat biaya perawatan.

Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi mengatakan, saat ini terdapat satu armada Garuda Indonesia dan 14 armada Citilink yang tengah menunggu percepatan penjadwalan perawatan rutin berupa proses heavy maintenance, termasuk penggantian suku cadang, untuk kembali siap beroperasi.  

“Keseluruhan proses perawatan armada tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini,” kata Rahmad Hanafi, Senin (5/5/2025). 

Hanafi mengeklaim pihaknya akan mengupayakan optimalisasi kapasitas produksi di tengah tantangan industri penerbangan global, khususnya dinamika rantai pasok suku cadang pesawat yang kini melanda hampir sebagian besar pelaku industri transportasi udara dunia. 

Dia juga mengatakan kondisi keterbatasan supply chain atas suku cadang saat ini tengah dihadapi hampir seluruh pelaku industri penerbangan sehingga menyebabkan pelaksanaan heavy maintenance membutuhkan waktu yang lebih panjang. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper