Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat ini memimpin suara dalam pemilihan kepala daerah, di mana keluarganya memiliki pengaruh kuat. Meskipun, saat ini dia sedang menunggu proses sidang di Belanda terkait dengan tuduhan pelanggaran terhadap kemanusiaan.
Dilansir Bloomberg pada Senin (12/5/2025) pria berusia 80 tahun itu mencatatkan perolehan suara sebesar 85% dalam pemilihan wali kota Davao City dengan 75% hasil pemilihan yang telah diproses. Informasi ini berdasarkan hasil tidak resmi yang dilaporkan oleh GMA News.
Hal tersebut menggarisbawahi kekuatan politik keluarga Duterte di Filipina, yang saat ini terlibat perseteruan dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.
Putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte, akan diadili di Senat pada Juli tahun ini setelah dimakzulkan atas tuduhan penyalahgunaan dana dan ancaman terhadap Marcos. Namun, tuduhan ini dibantah oleh Sara Duterte.
Putra bungsu Duterte, Sebastian, yang mengundurkan diri sebagai wali kota Davao City dan mencalonkan diri sebagai wakil ayahnya, juga unggul, menurut hasil sementara. Putra tertuanya, Paolo, juga berada di jalur yang sama untuk memenangkan upayanya untuk dipilih kembali di DPR.
Lebih dari 18.000 posisi regional dan nasional akan dipilih pada hari Senin, tetapi semua mata tertuju pada pertarungan yang terkait dengan Duterte, terutama perebutan 12 kursi Senat.
Baca Juga
Pasalnya, majelis yang beranggotakan 24 orang akan bertindak sebagai juri dalam persidangan Sara Duterte dan penampilan yang kuat dari keluarganya dan sekutunya dapat menggagalkan perjuangan lawan-lawannya untuk mengumpulkan dua pertiga suara yang dibutuhkan.
Penangkapan Rodrigo Duterte pada bulan Maret dan pemindahannya ke tahanan ICC di Den Haag mengejutkan Filipina, di mana dia masih sangat populer, bahkan setelah perang narkoba brutal yang menewaskan ribuan orang.
Sementara Duterte menyangkal terlibat langsung dalam pembunuhan tersebut. Namun, ICC mengatakan ada bukti bahwa dia merupakan pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan secara tidak langsung, baik sebelum maupun selama masa jabatannya sebagai presiden. "Serangan yang dituduhkan terjadi selama beberapa tahun dan mengakibatkan ribuan kematian," menurut ICC.
"Saya tidak suka Marcos, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sementara, Duterte menangani masalah narkoba," kata Jennifer Yandoc, seorang ibu empat anak berusia 44 tahun di Kota San Fernando di utara Manila, yang berjanji untuk memilih kandidat yang didukung Duterte dan merujuk secara positif kepada mantan Presiden Duterte.
Adapun, Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina pada 2016-2022. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wali Kota Davao selama lebih dari dua dekade.