Bisnis.com, JAKARTA — Qatar Airways menandatangani pemesanan 160 unit pesawat widebody buatan Boeing saat kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke kawasan Teluk pada pekan ini. Penandatanganan dilakukan di Qatar dan menjadi salah satu kesepakatan terbesar Boeing untuk pesawat berbadan lebar.
Mengutip Reuters, Gedung Putih menjelaskan nilai kesepakatan mencapai US$96 miliar dan mencakup pesanan pasti untuk 130 unit Boeing 787 Dreamliner dan 30 unit Boeing 777X, dengan opsi pembelian 50 unit tambahan dari kedua jenis pesawat tersebut.
Penandatanganan dilakukan bersama Presiden Donald Trump, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, CEO Boeing Kelly Ortberg, dan CEO Qatar Airways Badr Mohammed Al-Meer. Dalam acara tersebut, Trump menyampaikan bahwa CEO Boeing menyebut pesanan ini sebagai yang terbesar dalam sejarah perusahaan.
Kesepakatan ini juga mencakup kontrak mesin dengan GE Aerospace, yang akan memasok 400 unit mesin GEnx dan GE9X. GE Aerospace menyebut ini sebagai kontrak terbesar mereka sejauh ini. Untuk Boeing 787, Qatar memilih mesin GEnx milik GE daripada mesin Trent 1000 dari Rolls-Royce. Sementara itu, satu-satunya pilihan untuk 777X adalah mesin GE9X.
Qatar Airways sebelumnya telah memiliki 94 pesanan untuk 777X. Maskapai ini dan Emirates termasuk di antara pelanggan awal sejak Boeing meluncurkan program 777X pada 2013. Hingga 30 April 2025, Boeing mencatat total 521 pesanan untuk 777X dan 828 untuk jenis 787.
Kesepakatan tersebut diumumkan saat kunjungan Trump ke negara-negara Teluk, yang dimulai dengan Arab Saudi dan dilanjutkan ke Qatar. Di Arab Saudi, Presiden AS lebih dulu menandatangani serangkaian kesepakatan perdagangan dan pertahanan dengan pemerintah setempat.
Baca Juga
Pengiriman pesawat 777X masih menunggu proses produksi karena pengembangannya mengalami keterlambatan. Boeing menjadwalkan pengiriman pesawat tersebut dimulai pada 2026, atau enam tahun lebih lambat dari jadwal semula.