Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Bicara Potensi Chevron Balik Investasi di Sektor Hulu Migas RI

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung buka suara mengenai potensi Chevron kembali berinvestasi di sektor hulu migas di Tanah Air.
Pom bensin Chevron di Austin, Texas, AS, 23 Oktober 2023./Reuters-Brian Snyder
Pom bensin Chevron di Austin, Texas, AS, 23 Oktober 2023./Reuters-Brian Snyder

Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memberi sinyal bahwa Chevron berpotensi kembali berinvestasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air.

Dia menuturkan, saat ini pemerintah tengah mempercepat proses lelang untuk 30 wilayah kerja (WK) migas.

"Jadi salah satu pemain global itu adalah Chevron, ya mungkin mereka juga akan kembali," kata Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (16/5/2025).

Dia tak memerinci blok migas mana yang mungkin diincar Chevron. Namun, Yuliot menyambut baik jika perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu kembali masuk berinvestasi di Indonesia.

"Kan mereka [Chevron] juga cukup lama [berinvestasi di Indonesia] dan juga punya pengalaman cukup di bidang hulu migas," ucap Yuliot.

Dalam kesempatan yang sama, Plh Dirjen Migas Tri Winarno irit bicara soal kabar kembali masuknya Chevron ke Indonesia. Dia hanya menegaskan bahwa ini menjadi bukti bahwa sektor hulu migas RI masih menarik.

"Yang jelas kan kalau Chevron masuk kan berarti memang migas di Indonesia masih cukup menarik," katanya.

Ketika ditanya, apakah Chevron akan mengelola blok dengan potensi migas lebih besar dari Blok Masela, Tri berkelit.

"Tahu saja," katanya berseloroh.

Chevron bisa dibilang telah 1 abad berkecimpung di sektor hulu migas Indonesia. Dalam catatan Bisnis, Chevron, melalui anak perusahaannya PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), mulai mengelola Blok Rokan secara resmi sejak 1971. Namun, keterlibatan perusahaan ini di wilayah tersebut telah dimulai jauh sebelumnya.

Pada 1924, tim geologi dari Standard Oil Company of California (Socal), yang kemudian menjadi bagian dari Chevron, melakukan survei eksplorasi di wilayah Riau. Hasilnya, mereka menemukan Lapangan Duri pada tahun 1941 dan Lapangan Minas pada tahun 1944.

Adapun, produksi minyak pertama dari Lapangan Minas dimulai pada April 1952, diikuti oleh Lapangan Duri pada Februari 1954.

Setelah lebih dari setengah abad, Chevron telah memproduksi lebih dari 12 miliar barel minyak dari lapangan-lapangan darat di Provinsi Riau maupun lapangan-lapangan lepas pantai di Provinsi Kalimantan Timur.

Masa kejayaaan Chevron di Indonesia dengan menjadi operator Blok Rokan berakhir pada 2021 lalu. Pada 2018, pemerintah memutuskan untuk memberikan pengelolaan Blok Rokan kepada PT Pertamina (Persero) mulai Agustus 2021.

Keputusan itu diambil setelah proposal yang diajukan Pertamina lebih menarik dibandingkan dengan proposal yang ditawarkan Chevron kepada pemerintah.

Namun, Chevron baru benar-benar resmi hengkang dari sektor hulu migas RI setelah melepas hak pengelolaannya di proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II kepada raksasa migas Italia, Eni.

Eni resmi mengakuisisi hak pengelolaan Chevron dan menjadi operator di proyek IDD pada 25 Juli 2023. Chevron, dengan kepemilikan hak pengelolaan 62%, memutuskan proyek IDD tidak dapat bersaing dalam portofolio global perusahaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper